Salin Artikel

Exit Poll Litbang Kompas Pilkada Jabar 2024: Dedi Mulyadi Unggul karena Pengaruh Prabowo?

KOMPAS.com - Keunggulan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 4, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, pada hasil hitung cepat atau quick count Pilkada Jabar 2024, tidak lepas dari pengaruh Presiden Prabowo Subianto.

Menurut hasil quick count Litbang Kompas, Rabu (27/11/2024), dari 100 persen suara yang masuk di 400 TPS sampel di Jabar, perolehan suara Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul dari tiga pasangan lainnya dengan 61,24 persen.

Di posisi berikutnya, pasangan nomor urut 3, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie dengan 19,41 persen, disusul pasangan nomor urut 1, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina dengan 10,25 persen suara.

Kemudian pasangan nomor urut 2, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja dengan perolehan suara sebesar 9,10 persen.

Dukungan Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra kepada Dedi Mulyadi, yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, menjadi pertimbangan penting bagi warga Jawa Barat.

Menurut hasil exit poll Litbang Kompas, dari total responden yang diwawancarai, 71 persen di antaranya mengakui bahwa pilihannya jatuh kepada Dedi-Erwan lantaran dipengaruhi sosok Prabowo Subianto.

Tokoh politik lain yang juga berpengaruh signifikan bagi para pemilih Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, yakni Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi).

63,6 persen pemilih mengaku bahwa sosok Jokowi mempengaruhi pilihannya kepada pasangan Dedi-Erwan.

Kemudian, Gubernur Jabar periode sebelumnya, Ridwan Kamil, yang turut menjadi pertimbangan bagi 58,2 persen responden pemilih Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

Seperti diketahui, Ridwan Kamil merupakan kader Partai Golkar, sama seperti Erwan Setiawan, calon Wakil Gubernur Jabar yang mendampingi Dedi Mulyadi.

Sedangkan Partai Golkar dan Gerindra termasuk dalam gerbong partai pengusung Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan bersama tiga partai parlemen lainnya, yakni PAN, PSI, dan Demokrat.

Ditambah juga dengan dukungan sembilan partai non-parlemen, yaitu Hanura, Gelora, Garuda, PKN, Perindo, PRIMA, PBB, Partai Buruh, serta Partai Ummat.

Dukungan Prabowo Subianto untuk Dedi Mulyadi

Dukungan dari Prabowo Subianto untuk Dedi Mulyadi pada Pilgub Jabar 2024 memang tampak jelas.

Dedi pernah mengatakan bahwa Ketum Gerindra itu pernah memintanya untuk "menyapu bersih" Pilgub Jabar 2024.

"Saya memang diarahkan (Prabowo Subianto) untuk menyapu bersih (Pilkada Jabar 2024). Kalau menyapu memang harus bersih, masa meninggalkan sampah, kotor," kata Dedi, Minggu (1/9/2024).

Menurutnya, kemenangan Dedi-Erwan pada Pilkada Jabar bisa diraih bila upaya baik yang dilakukan dapat dirasakan oleh masyarakat.

"Allah itu menerapkan hukum alam, hukum sebab akibat, siapa menabur akan menuai, siapa yang menanam akan memetik," tandasnya.

Apa itu Exit Poll?

Exit poll adalah survei yang dilakukan terhadap pemilih yang baru saja selesai mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS).

Tidak seperti quick count yang datanya diperoleh melalui pengumpulan data suara dari TPS, exit poll dilakukan dengan cara menanyakan langsung kepada pemilih yang dipilih secara acak, satu laki-laki dan satu perempuan, tentang siapa yang mereka pilih atau pendapat mereka tentang Pemilu.

Exit poll biasanya dilakukan saat proses pemungutan suara masih berlangsung, sehingga hasilnya bisa segera dipublikasikan bahkan sebelum TPS selesai menghitung suara.

Exit poll Litbang Kompas melibatkan 1.600 responden yang dipilih secara acak, menggunakan metode pencuplikan acak bertingkat di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat.

Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian 2,45 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Survei ini dibiayai oleh Harian Kompas.

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/27/231632978/exit-poll-litbang-kompas-pilkada-jabar-2024-dedi-mulyadi-unggul-karena

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com