Salin Artikel

Alasan Pemkab Bandung Belum Alokasikan Anggaran untuk Makan Bergizi Gratis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang akan berlangsung pada pekan depan dipastikan tidak akan ada bantuan sokongan anggaran dari Pemerintah Kabupaten Bandung.

Diketahui, Pemkab Bandung tak mengalokasikan anggaran untuk MBG pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.

Meski begitu, MBG di Kabupaten Bandung tetap akan digelar dengan alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Badan Gizi Nasional (BGN).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Bandung, Marlan, membenarkan pada APBD 2025 Pemkab tidak mengalokasikan anggaran untuk MBG.

Hal itu lantaran hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Bandung belum memperoleh petunjuk pelaksanaan maupun petunjuk teknis perihal pelaksanaan MBG.

"Informasi dari Badan Gizi Nasional, biaya MBG saat ini masih dari APBN. (Anggaran dukungan MBG dari APBD) belum dialokasikan karena belum ada juklak maupun juknis," katanya, dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (7/1/2025).

Sambil menunggu petunjuk pelaksanaan dan teknis (juklak juknis) terkait MBG, pihaknya juga menunggu komposisi anggaran.

Informasi yang didapatnya, selain dari APBN, anggaran untuk MBG juga didukung APBD Provinsi Jawa Barat.

Meski belum menganggarkan, jika dalam waktu dekat pihaknya telah memperoleh komposisi anggaran serta Juklak Juknis terkait MBG, Pemkab, lanjut dia, siap mengalokasikan anggaran untuk MBG.

"Betul (direncanakan) pada APBD 2025 perubahan. Terdapat kemungkinan (pembahasan) APBD 2025 perubahan dipercepat. Untuk anggaran masih menunggu komposisinya, karena selain APBN, sumbernya juga ada dari APBD provinsi," ujar dia.

Berdasarkan Keputusan Kepala BGN, terdapat lima Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di Kabupaten Bandung.

Marlan menyebutkan sejumlah titik SPPG itu ialah di Kecamatan Bojongsoang, Nagreg, Cicalengka, Ciparay, dan Rancaekek.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Enjang Wahyudin, memaparkan bahwa sekitar 582.000 penerima manfaat terdiri atas peserta didik PAUD, SD, SMP, serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) tingkat dasar.

Adapun perinciannya, sekitar 67.000 PAUD, 356.000 SD, 134.000 SMP, dan 23.000 PKBM. Jumlah itu merujuk data Dapodik.

Diketahui DPR telah menyetujui anggaran MBG tetap Rp 71 triliun dari APBN 2025.

Dengan besaran alokasi itu, pemerintah menetapkan anggaran makan bergizi gratis Rp 10.000 per porsi.

Presiden Prabowo meyakini bahwa alokasi itu cukup untuk memenuhi kebutuhan.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/07/180437078/alasan-pemkab-bandung-belum-alokasikan-anggaran-untuk-makan-bergizi-gratis

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com