Salin Artikel

Universitas Bandung Terancam Ditutup jika Masalah Berlarut-larut

BANDUNG, KOMPAS.com - Universitas Bandung perlu bergerak cepat untuk mengantisipasi percikan dari persoalan yang membelitnya.

Pasalnya, apabila hak-hak mahasiswa, dosen, dan staf tidak terpenuhi, kampus tersebut terancam ditutup.

"In prinsip ya, kalau soal hak dosen tidak terpenuhi, itu urusan mereka. Wajib menyelesaikan karena hal yang berkaitan dengan material kan mereka harus melalui apa, bisa lewat pengadilan. Nah, nanti kami memastikan jika terus tidak ada solusi, ada potensi kampus tersebut juga ditutup," kata Kepala LLDikti Wilayah IV, M.Samsuri, di kantor LLDIKTI Jabar, Kota Bandung, Selasa (7/1/2025).

Dia mengatakan, jika persoalan kampus tersebut tak kunjung menemukan solusi, LLDIKTI bakal melaporkannya ke kementerian untuk menerjunkan tim evaluasi.

"Nanti kalau itu muncul, kami akan lapor ke kementerian untuk diturunkan tim evaluasi kinerja perguruan tinggi kembali. Nah, nanti dari hasil evaluasi yang lebih mendalam itu," ucapnya.

Disinggung soal apakah ada jangka waktu tertentu bagi pihak pengelola kampus untuk menyelesaikan persoalannya itu, Samsuri mengatakan pertanyaan ini bisa dikonfirmasikan kepada pengelola kampus dan pihak orangtua mahasiswa.

"Nanti bisa dikonfirmasikan ya dengan yayasan dan juga pihak-pihak orangtua," katanya.

Saat ini, Samsuri memanggil pihak Yayasan Bina Administrasi yang menaungi Universitas Bandung sebagai salah satu bentuk evaluasi guna menanyakan kesanggupan dan upaya pengelola dalam merespons persoalan yang dihadapinya.

"Ini kan kami panggilnya dalam rangka evaluasi. Kami tanya kesanggupannya. Ya, tentu LLDIKTI kan sifatnya adalah preventif, coba ditanya dulu kesanggupannya seperti apa dan upayanya. Yang kami ingin minta itu dijalankan khusus pembelajarannya dengan sebaik-baiknya," kata Samsuri.

Sementara itu, adanya permintaan alih kelola yayasan, menurut Samsuri, hal itu bisa menjadi opsi.

Namun, hal itu kembali kepada keputusan pihak yayasan.

"Iya, kan itu sesuai dengan Permendikbud Nomor 7. Proses alih kelola itu kan harus kesepakatan antar yayasan," ucapnya.

Dalam prosesnya, kata Samsuri, alih kelola ini diusulkan ke LLDIKTI untuk kemudian diajukan ke kementerian untuk proses alih kelola tersebut.

"Tentu kita cek siapa yang mengalih kelola, itu legalitasnya bagaimana," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, penutupan tiga prodi Universitas Bandung berdampak pada pendapatan yayasan yang tidak bisa menutupi biaya operasionalnya, termasuk membayar para dosen pengajar dan staf lainnya.

Selama tujuh bulan, gaji mereka terkatung-katung bahkan belum dibayar.

Ketua Yayasan Bina Administrasi, Uce Karna Suganda, mengakui pendapatan pihak yayasan saat ini sangat minim usai ditutupnya tiga prodi, yakni S1 Administrasi Bisnis, S1 Administrasi Publik, dan S2 Administrasi.

Padahal, ketiga prodi ini memiliki jumlah mahasiswa terbanyak.

Saat ini, yayasan mengandalkan pendapatan dari sejumlah mahasiswa aktif di fakultas yang masih berjalan.

Berbagai upaya dilakukan yayasan dalam menangani persoalan keuangan ini, yakni dengan cara patungan untuk menggaji dosen dan staf, menjajaki investor dari Korea dan Malaysia, penggabungan dua yayasan, hingga menjual salah satu gedung kampusnya.

Meski keuangan kampus kembang-kempis, Uce masih bersikeras mempertahankan Universitas Bandung.

Meski begitu, ia tak keberatan dengan munculnya permintaan alih kelola, tentu dengan catatan harus membereskan semua persoalan keuangan kampus.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/08/172307678/universitas-bandung-terancam-ditutup-jika-masalah-berlarut-larut

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com