Salin Artikel

Harga Cabai dan Ikan Tawar Naik di Bandung, Pedagang Keluhkan Daya Beli yang Menurun

Berdasarkan pantauan di Pasar Sukajadi dan Pasar Kosambi, harga cabai kini bervariasi antara Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Kosambi, Elly, menjelaskan bahwa harga cabai rawit merah sempat melonjak dari Rp 150.000 menjadi Rp1 20.000 per kilogram. Kenaikan ini, menurut Elly, terjadi sejak tahun baru.

"Naiknya loncat sehari setelah tahun baru jadi Rp 150.000/kg, nah sekarang Rp 120.000 turun. Kalau normalnya di harga Rp 60.000," ujarnya.

Dengan harga cabai yang tinggi, Elly mengaku kesulitan dalam pengelolaan modal.

"Kalau saya pusing di modal, jadi besar kan. Biasanya belanja Rp 1 juta, sekarang Rp 2 juta buat cabe aja," katanya.

Ia berharap harga cabai kembali normal agar pembelian tidak terus berkurang.

"Mudah-mudahan turun lagi, sekarang naik itu sebabnya pasokan dan faktor cuaca," harapnya.

Sementara itu, Elly menyebutkan bahwa harga beberapa komoditas lainnya seperti bawang dan tomat mengalami penurunan.

"Bawang turun dari Rp 48.000/kg jadi Rp 45.000, tomat turun dari Rp 20.000/kg jadi Rp 17.000, cabe keriting merah di harga Rp 80.000," kata Elly.

Pedagang lainnya di Pasar Sukajadi, Dida (43), mengatakan bahwa kenaikan harga cabai terjadi secara bertahap, namun kondisi ini membuatnya pasrah.

"Ke pembeli juga sekarang mah mau beli mangga (silakan) enggak juga mangga. Harapan kami mah kembali stabil, masyarakat kecil intinya ekonomi dibuat stabil," ujarnya.

Didin (52), pedagang lain di Pasar Sukajadi, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh pasokan yang sedikit sementara permintaan tetap tinggi.

"Menyulitkan tentu, daya belinya kurang. Ya harapan saya minimal harganya standar lah, gak terlalu murah juga, kasian petani, tapi jangan terlalu mahal juga," ungkapnya.

Selain cabai, kenaikan juga terjadi pada harga ikan tawar di Pasar Kosambi. Dani, seorang pedagang ikan, mengatakan harga ikan mas besar naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 45.000, ikan nila dari Rp 40.000 menjadi Rp 42.000, dan ikan gurame dari Rp 55.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Menurut Dani, kenaikan harga ikan ini terjadi sejak Natal dan Tahun Baru. Salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan harga adalah naiknya harga pakan.

"Dari segi harga banyak faktor, kendala dari pakan naik terus. Pengaruh daya beli juga lemah," kata Dani, berharap harga ikan dapat kembali normal.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/10/144046078/harga-cabai-dan-ikan-tawar-naik-di-bandung-pedagang-keluhkan-daya-beli-yang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com