Salin Artikel

Saat Piercing Hidung Wanita di Bandung Nyangkut di Kursi lalu Damkar Turun Tangan...

BANDUNG, KOMPAS.com - Insiden terjadi di Kota Bandung saat seorang wanita yang awalnya iseng memainkan piercing yang dipasang di hidungnya berakhir menyangkut di sandaran kursi.

Teman wanita itu lantas membawa dia yang dalam kondisi piercing terpasang di hidung masih menyangkut pada sandaran kursi, ke kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung.

Insiden ini dialami Ame (27) pada Jumat (10/1/2025) lalu.

Ame bercerita, awalnya saat itu ia dan temannya sedang makan siang di kantornya.

Ame lantas iseng memasang sesuatu ke piercing barunya.

"Awalnya masukkin kabel headset berhasil, masukkin kunci motor berhasil, terakhir saya masukkin ke bolong-bolong yang ada di sandaran kursi. Saya cantilin piercing-nya, eh pas dikeluarin enggak bisa, nyangkut," tutur Ame saat dihubungi Senin (13/1/2025).

Dengan kondisinya itu, Ame panik dan berteriak minta tolong.

Akan tetapi, teman-teman Ame yang mendengar teriakan itu malah ikutan panik, tak sedikit yang tertawa hingga mengabadikan momen lucu tersebut.

"Awalnya teman aku mau gunting kursinya, tetapi kayanya jangan deh, mending buka piercing-nya saja. Ada yang bilang udah kita bawa damkar saja," katanya.

Mereka pun akhirnya sepakat untuk membawa Ame yang masih dalam kondisi menempel di sandaran kursi itu ke markas Diskar Kota Bandung.

Ame lantas diangkut beserta kursinya ke dalam mobil dan meluncur dari kantornya yang tak jauh ke markas Diskar PB Kota Bandung.

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mereka tiba, Ame dan kursinya langsung dibawa masuk untuk dievakuasi tim rescue.

"Kursi sama sayanya diangkut ke mobil, sesampainya di damkar, teman turun laporan, 'Tolongin teman saya, piercing nyangkut di kursi."'

Kata pak damkarnya sambil bercanda, 'Kan, ambil beberapa alat terus nunjukin, mau pakai ini, mau, pakai ini, mau.. hahaha.'

"Setelah itu, paling utama itu menyelamatkan kursinya karena kursinya mahal, seharga motor Mio," ucap Ame sambil tertawa bercerita pengalaman lucunya.

Proses pelepasan piercing pun dilakukan tim, dengan meregangkan piercing tersebut menggunakan tang, tak lama Ame pun terbebas dari kursi itu.

"Pas prosesnya itu ngilu, mata berair," ceritanya lagi.

Pengalaman itu pun berhasil didokumentasikan teman-temannya, malah pengalaman Ame sempat dijadikan konten di akun media sosial tempat ia bekerja.

Konten itu pun lantas menjadi viral dan mendapatkan respons dari netizen.

Banyak netizen yang mengatakan bahwa pengalaman lucu tersebut bakal diingat Ame hingga kapan pun.

"Pengalaman lucu, malu, viral, pertama kali, dan gak disengaja juga, akhirnya di kontenin juga sama temen," ucap Ame.

Ame pun mengakui cerita itu sampai saat ini masih menjadi perbincangan di kantor dan keluarganya.

"Masih jadi obrolan di kantor, keluarga juga nanyain, aku ini emang orangnya iseng," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/13/232002578/saat-piercing-hidung-wanita-di-bandung-nyangkut-di-kursi-lalu-damkar-turun

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com