Salin Artikel

Tasikmalaya Darurat Kriminal Geng Motor, Pelajar Jadi Korban Tewas Dikeroyok

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, darurat aksi kriminal sadis geng motor yang menyebabkan korban tewas seorang pelajar di Jalan Wasita Kusuma, Indihiang, Kota Tasikmalaya, Minggu (12/1/2025).

Sebelumnya, korban akibat amukan geng motor yang meresahkan telah menimpa beberapa pengendara di Kota Tasikmalaya.

Kali ini, korban menimpa Yoga, seorang pelajar SMK warga Desa Sukaraharja, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, sampai meninggal di tempat.

Bukan hanya itu, dua rekan Yoga pun mengalami luka-luka akibat dikeroyok puluhan geng motor.

Puluhan geng motor tersebut melaju dari arah Jalan Mangin-Mangkubumi ke arah Terminal Indihiang lewat tengah malam.

"Saya menyaksikan sendiri puluhan geng motor itu melewati Jalan Mangin ke arah Terminal Indihiang. Eh, pagi harinya dapat kabar di dekat terminal ada korban tewas dikeroyok geng motor," jelas Rizki (36), salah seorang warga Jalan Mangin, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Senin (13/1/2025).

Pada Sabtu (11/1/2025) malam, Rizki bersama pemuda setempat berhasil mengusir geng motor menggunakan bambu panjang di sekitar Jalan Mangin.

Rupanya, geng motor kembali lagi pada Minggu (12/1/2025) dini hari melewati Jalan Mangin-Mangkubumi dengan meraung-raungkan knalpot bisingnya dengan jumlah yang semakin banyak.

"Saat lewat tengah malam, kami sudah pada pulang saat mereka kembali lagi. Kalau kami sebut itu geng motor sadis, kalau ada yang paksa bilang itu kawanan bermotor silakan, kami warga sebut geng motor. Rupanya kejadian korbannya di Indihiang," ucap Rizki.

Hal yang sama diungkapkan Rinrin (39), yang mengaku Jalan Mangin menuju ke Indihiang dan sebaliknya kerap dijadikan konvoi geng motor mencari korban untuk dikeroyok.

Bahkan, dua pekan lalu, Rinrin bersama rekannya berhasil menghalau motor yang ugal-ugalan dengan knalpot bising sampai kabur.

Rupanya, kebiasaan mereka kembali lagi dengan jumlah yang banyak untuk menantang dan membuat keributan.

"Waktu itu juga pernah, saya dan rekan berhasil usir. Lalu datang ketuanya menenteng pistol dan menantang kami. Enggak tahu itu pistol beneran atau tidak? Kami pun akhirnya takut. Makanya, warga geram dengan ulah geng motor meresahkan seperti itu," ujar dia.

Kepala Polsek Indihiang, Polres Tasikmalaya Kota, Kompol Haji Iwan, membenarkan adanya pelajar tewas diduga akibat pengeroyokan.

Meskipun awalnya diduga akibat kecelakaan lalu lintas, setelah penyelidikan awal, terdapat dugaan adanya pengeroyokan.

"Awalnya kami menerima laporan kecelakaan lalu lintas sekitar pukul 04.15 WIB," kata Kepala Polsek Indihiang, Kompol Haji Iwan, Senin (13/1/2025).

"Petugas langsung membawa korban ke rumah sakit. Namun, setelah olah TKP awal, kami menemukan indikasi lain yang mengarah pada tindak pidana pengeroyokan," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/13/232711278/tasikmalaya-darurat-kriminal-geng-motor-pelajar-jadi-korban-tewas-dikeroyok

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com