Salin Artikel

SDN 1 Bayalangu Kidul Cirebon Dihantui Banjir Selama 20 Tahun

Mereka merasakan keprihatinan yang mendalam terhadap murid-murid yang terampas hak belajarnya akibat terpaksa harus libur setiap kali banjir terjadi.

Selama 20 tahun masa pengabdian mereka, masalah banjir yang menghantui sekolah ini tak kunjung teratasi.

Para guru merasa malu

Keluhan ini diungkapkan oleh Taryono, seorang Guru Agama di SDN 1 Bayalangu Kidul, saat ditemui Kompas.com pada Jumat (17/1/2025) siang.

Taryono mengaku merasa sangat malu kepada siswa-siswi atas peristiwa banjir yang selalu terjadi setiap tahun.

"Ini anak-anak mau ditempatkan di mana? Masa mau di masjid, atau di desa, atau ke madrasah lain. Malu donk kita sama murid. Saya yang di sini malu, tapi ga tau orang atasan malu atau tidak," keluh Taryono di ruang kelas yang masih digenangi banjir.

Sebagai warga asli Desa Bayalangu Kidul, Taryono menyatakan bahwa musibah banjir ini sudah terjadi sejak awal ia mengajar pada 2006.

Dengan hanya dua tahun tersisa hingga masa pensiunnya, Taryono mengaku beserta rekan-rekan guru lainnya tak henti-hentinya berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah banjir yang terus berulang.

Taryono, yang juga pernah menjabat sebagai anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD), mendorong pemerintah desa untuk membangun jembatan sebagai langkah untuk mempercepat proses surutnya genangan air saat banjir.

Selain itu, pihaknya bersama seluruh guru juga berjuang agar akses jalan menuju sekolah diperbaiki dan akhirnya dibeton.

Namun, upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya membuahkan hasil.

Beberapa waktu lalu, mereka telah mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah untuk meninggikan permukaan lantai sekolah agar air tidak mudah masuk saat banjir, namun pengajuan tersebut belum juga direalisasikan.

Hari ini, Jumat siang, Taryono mengungkapkan bahwa seluruh guru dan kepala sekolah sedang melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan sisa lumpur yang terbawa oleh banjir kemarin, Kamis (16/1/2025) dini hari.

Dua hari lamanya banjir belum surut, sehingga siswa terpaksa diliburkan.

Harapan siswa

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Rifki, seorang siswa kelas 4 SDN 1 Bayalangu Kidul, mengaku merasa sedih karena sekolahnya berulang kali diterpa banjir.

Rifki dan teman-temannya harus sering libur akibat banjir.

"Sering libur jadinya. Hari ini sudah berangkat pulang lagi. Pengennya diperbaiki biar ga banjir lagi," ujar Rifki di lokasi banjir sekolahnya.

Jubaedah, Kepala Sekolah SDN 1 Bayalangu Kidul, menambahkan bahwa sekolah tempatnya bekerja sering terendam banjir saat musim hujan tiba.

"Banjir kali ini terparah dengan permukaan air yang cukup tinggi karena masuk ke seluruh ruang kelas. 8 ruang kelas dan satu ruang guru, seluruhnya terendam banjir," ungkap Jubaedah.

Dengan harapan agar masalah banjir ini segera teratasi, para guru, orang tua, dan siswa terus menantikan langkah nyata dari pihak pemerintah demi kelangsungan pendidikan di SDN 1 Bayalangu Kidul.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/17/184107478/sdn-1-bayalangu-kidul-cirebon-dihantui-banjir-selama-20-tahun

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com