Salin Artikel

Kata Warga soal Anggaran Rp 1,4 Miliar untuk Mobil Dinas Wali Kota Terpilih Tasikmalaya

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, telah menganggarkan Rp 1,4 miliar dari APBD Tahun 2025 untuk pengadaan kendaraan dinas Wali Kota Tasikmalaya terpilih, Viman Alfarizi, dan wakilnya, Dicky Candra.

Rencana pembelian ini ramai dibahas berbagai kalangan masyarakat karena pejabat masih bisa membeli mobil mewah dalam kondisi anggaran daerah yang masih defisit puluhan miliar.

Masyarakat Kota Tasikmalaya pun menanti mobil mewah jenis apa yang akan dipakai pasangan wali kota Tasikmalaya terpilih dengan anggaran sebesar itu.

"Yang jelas, enggak mungkin kan mobilnya beli Avanza atau Grand Max. Pasti uang sebesar itu kategori mobilnya premium, mewah," kata Mochamad Egi, warga Tasikmalaya yang membahas isu pengadaan mobil dinas itu, Senin (20/1/2025).

"Enak ya jadi pejabat, warga patungan yang bayarin mereka, masyarakat ya tetap susah," tuturnya. 

Egi, yang sekaligus merupakan pengacara muda, tersebut tak mengerti dengan pola pikir pejabat yang masih mementingkan kemewahan di tengah anggaran APBD yang defisit.

Meski pasangan wali kota terpilihnya tak ngotot akan memakai mobil dinas baru, pola pikir pejabat dalam rencana anggarannya dinilai tak memiliki pemikiran kepentingan pelayanan masyarakat.

"Meski sesuai aturan dan tak salah sesuai regulasi, harusnya mereka beretika saat keuangan daerah kurang. Pejabat itu digaji oleh rakyat untuk melayani dan mementingkan masyarakat. Eh, malah gini, enggak komen lagi deh," tambah dia.

Hal yang sama diungkapkan Rivan, salah satu mahasiswa Fisipol Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Menurut dia, mereka bukannya mengerjakan tugasnya sebagai abdi negara dan melayani masyarakat, justru melakukan berbagai cara supaya bisa dekat dengan kepala daerah baru.

"Kalau Kota Tasikmalaya itu, pejabatnya kelihatan banget kepentingan berbagai kelompoknya. Makanya, korbannya kepentingan masyarakat. Kalau Kabupaten Tasikmalaya masih mending, masih bisa dibilang kompak. Kalau kota, hadeuh," tandas dia.

Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Heri Ahmadi, sempat membenarkan bahwa Kota Tasikmalaya telah menganggarkan rencana pembelian mobil dinas pasangan kepala daerah Kota Tasikmalaya sebesar Rp 1,4 miliar.

Hal itu tak menyalahi aturan dan sudah disetujui DPRD Kota Tasikmalaya melalui rapat paripurna pengesahan RAPBD Kota Tasikmalaya tahun 2025.

"Iya, anggaran buat mobil dinas segitu (Rp 1,4 miliar)," kata dia.

Meski demikian, apakah nantinya mobil dinas itu dipakai atau tidak oleh pasangan kepala daerah baru akan diserahkan haknya kepada mereka.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/20/094840778/kata-warga-soal-anggaran-rp-14-miliar-untuk-mobil-dinas-wali-kota-terpilih

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com