Beberapa waktu lalu, petugas Diskar PB mendapatkan laporan mengenai anak yang kepala tersangkut di dalam kaleng.
Peristiwa ini berawal dari insiden iseng ketika sang adik, yang berusia satu tahun, bermain dengan kaleng.
“Kaleng itu terus dipukul sehingga mengakibatkan kepala adiknya terjebak. Orang tua yang panik langsung membawanya ke sini untuk meminta bantuan,” ungkap Encep Iman, Danru Diskar PB Kota Bandung.
Dalam situasi darurat tersebut, tim Diskar PB bertindak cepat dengan menggunakan grinder kecil untuk memotong kaleng dan melepaskan anak tersebut.
“Kita tangani hati-hati, alhamdulillah Allah mudahkan dan penanganan tidak butuh waktu lama, hanya 5 menit kalengnya berhasil dilepas,” tambah Encep.
Pengalaman penyelamatan unik
Pengalaman unik tidak berhenti di situ.
Encep juga menceritakan penyelamatan seorang gadis yang jarinya tersangkut di lubang kursi.
“Itu cukup menguras waktu karena kursinya terbuat dari besi yang tebal. Kami menggunakan mini grinder, dan prosesnya membutuhkan waktu hingga 50 menit,” ujarnya.
Cerita lain datang dari seorang perempuan dengan piercing di hidung yang terjebak di kursi.
“Sebenarnya, banyak permintaan bantuan yang aneh-aneh dari masyarakat ke Damkar. Saking banyaknya, kami jadi lupa apa saja,” kata Encep menambahkan.
Meski merasa senang dapat membantu banyak orang, Encep juga menyayangkan kejadian-kejadian yang seharusnya bisa dihindari.
"Seharusnya kejadian seperti ini tidak perlu terjadi. Tapi, kok bisa ya itu tangan masuk ke kursi?" ungkapnya dengan nada heran.
“Laporan terkait sarang tawon adalah yang paling banyak, baru di bulan ini saja sudah ada ratusan laporan,” jelas Encep.
Ia mengakui bahwa timnya sering kesulitan untuk menangani semua laporan karena terbatasnya sumber daya manusia dan banyaknya situasi darurat yang harus ditangani secara bersamaan.
“Mohon maaf kepada warga, penanganan sarang tawon tidak bisa ditangani semua karena ada waiting list. Kami bekerja berdasarkan prioritas,” jelasnya.
Selain tawon, laporan mengenai ular juga cukup banyak.
Encep mengatakan bahwa selama bertugas, ia baru menemukan tiga jenis ular berbisa di Kota Bandung.
Permintaan Bantuan Nyeleneh
Tidak jarang, Diskar PB menerima laporan yang terkesan lucu, seperti permintaan seorang mahasiswa untuk mengusir kecoa dari klosetnya.
“Sempat ada telepon dari mahasiswa yang mengatakan bahwa toilet-nya banyak keluar kecoa. Dia minta bantuan untuk solusi,” kenang anggota Diskar PB lainnya, Asep.
“Untuk kasus kecoa, kami memberikan panduan melalui telepon dan menyarankan untuk membersihkannya sendiri,” tambahnya.
Meskipun demikian, mereka tetap mempertimbangkan situasi kedaruratan dan merespons laporan yang dianggap berbahaya.
Tingkat Keselamatan Harus Ditingkatkan
Asep berpesan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam tindakan sehari-hari.
“Suatu kebanggaan bagi kami ketika warga mempercayai Diskar PB dalam penanganan laporan-laporan yang ada. Namun, kami juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada, jangan sampai tindakan iseng berujung pada penyelamatan,” katanya.
John Erwin, Kasi Penyelamatan Diskar PB, menambahkan bahwa sepanjang tahun 2024, mereka telah melakukan 1.666 penanganan penyelematan nonkebakaran, dengan angka yang meningkat pesat di awal tahun 2025.
"Rata-rata kami menangani rescue hewan, manusia, kecelakaan lalu lintas, hingga pohon tumbang," ujarnya.
Sementara itu, penyelamatan anak yang kepalanya tersangkut kaleng adalah salah satu pengalaman yang paling berkesan baginya.
“Banyak pengalaman unik yang kami dapatkan selama bertugas, namun ada kalanya itu membuat kami merenung betapa pentingnya keselamatan dan pencegahan bagi masyarakat,” tutup John.
Dengan dedikasi dan semangat untuk melayani, Diskar PB Kota Bandung terus berusaha memberikan yang terbaik bagi warganya, meski harus menghadapi tantangan unik dalam penanganan.
https://bandung.kompas.com/read/2025/01/21/204039278/cerita-damkar-di-bandung-tangani-piercing-tersangkut-dan-kepala-masuk-kaleng