Salin Artikel

Kisah Petugas Damkar, Negosiasi Berjam-jam di Ketinggian, Cegah Korban Bunuh Diri

BANDUNG, KOMPAS.com - Cerita petugas pemadam kebakaran (damkar) saat tengah menjalani tugas memang tak pernah habis.

Dalam kesehariannya, para petugas damkar ini tak melulu menghadapi si jago merah.

Segudang cerita menarik mulai dari kisah penyelamatan unik hingga upaya penyelamatan manusia pernah dilakukan.

Seperti salah satu cerita dari Komandan Regu (Danru) Dinas Kebakaran Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung, Encep Iman, yang memiliki pengalaman berkesan saat menyelamatkan seseorang yang hendak melakukan tindakan bunuh diri.

"Penyelamatan yang paling berkesan itu ketika menyelamatkan orang yang melakukan percobaan bunuh diri, itu paling berkesan," kata Encep, ditemui di Markas Diskar PB Kota Bandung, Selasa (21/1/2025).

Saat itu, Encep tengah melakukan penyelamatan seseorang yang hendak loncat dari ketinggian.

Mendapati laporan, Encep dan tim rescue langsung meluncur ke lokasi kejadian.

Ia lantas mempersiapkan segala peralatan guna naik ke ketinggian untuk menyelamatkan seseorang yang hendak bunuh diri tersebut.

Orang yang dalam keadaan putus asa itu tampak tertekan dengan hidupnya, lantas Encep berupaya mendekati dengan cara mengajak ngobrolorang tersebut.

"Kami melakukan pendekatan, negosiasi, mengajak ngobrol korban," kata Encep.

Terpaan angin di ketinggian cukup kencang, sementara Encep belum berhasil mendekati, lantaran orang tersebut mengancam akan loncat jika dirinya mendekat.

"Ya harus naik dulu, kami harus mendekati, tetapi tidak sedekat ini karena biasanya korban sudah mengancam, 'jangan mendekat, Pak, kalau mendekat saya loncat nih,'" kata Encep, menirukan ancaman orang yang hendak bunuh diri tersebut.

Encep lantas menjaga jarak sambil mengajak orang tersebut untuk berbicara.

"Itu paling dekat 5 meter, meski teriak-teriak juga dia cerita," katanya.

Dengan penuh kehati-hatian, Encep mendekati sedikit demi sedikit, sementara tim lain bersiap membantu menyergap untuk menyelamatkan jika orang tersebut hendak loncat.

"Tim dari belakang siap backup untuk menangkap dia (orang yang hendak bunuh diri) supaya dia tidak jatuh. Jadi, kami mengalihkan kewaspadaan dia dengan cara kami ajak ngobrol, sementara tim di belakang siap menyergap," tuturnya.

Setelah berjam-jam bernegosiasi dan mengajak ngobrol korban, akhirnya penyelamatan berhasil dilakukan dan upaya bunuh diri pun berhasil dicegah.

"Itu butuh waktu berjam-jam negosiasi, pernah saya negosiasi dari jam setengah 12 siang sampai jam 4 sore supaya tidak loncat. Itu penyelamatan yang paling berkesan dalam hidup saya karena susahnya luar biasa," tuturnya.

Meski begitu, tak semua kisah penyelamatan orang hendak bunuh diri ini berhasil dilakukan.

Beberapa di antaranya bahkan ada saja yang loncat dan meninggal.

Menurut Encep, dari ilmu yang didapatkannya dari psikolog, ada orang yang siap bunuh diri dan berniat bunuh diri.

"Orang yang gagal diselamatkan dalam kasus bunuh diri ini, masuk kategori siap bunuh diri, sampai akhirnya dia loncat setelah tiga jam kami negosiasi," kata Encep.

Skill negosiasi ini tentu tak didapatkan Encep secara tiba-tiba;

Proses pembelajaran dan pelatihan yang diberikan Diskar PB Kota Bandung harus dijalani para petugas saat menjalankan profesinya.

"Pelatihan dari dinas ada karena kami dipersiapkan untuk membantu masyarakat, dan Dinas mempersiapkan petugasnya untuk siap menghadapi situasi," ucapnya.

Pelatihan yang diberikan tentu bervariatif, salah satunya pelatihan trauma healing, dengan mencoba mengajak lawan bicara seperti orang putus asa.

"Kami biarkan dulu orang itu bercerita masalahnya. Kalau kata psikolog, itu bisa menghilangkan 50 persen masalahnya," ujarnya.

Untuk itulah, kenapa dalam kasus orang putus asa, memiliki teman bicara sangat membantu tekanan hidup yang membebaninya.

"Kami pancing terus berupaya dia (orang putus asa) bercerita, sampai akhirnya tenang dan berpikir lebih logis supaya dia tidak jadi (bunuh diri)," kata Encep.

Dalam kasus ini juga, Diskar PB telah menyediakan airbag yang nantinya akan digunakan untuk menahan orang yang loncat dari ketinggian sehingga mengurangi benturan langsung ke tanah.

"Kalaupun korban jatuh, bisa tertahan, selamat, dan benturan tidak fatal," tuturnya.

Kepala Seksi Penyelamatan Diskar PB Kota Bandung, John Erwin, menyebut bahwa penanganan percobaan bunuh diri ini terjadi lima kali pada 2024 lalu, yakni sekali di bulan Februari, Agustus, dan November, sedang dua kali percobaan bunuh diri dilakukan pada Juni 2024.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia.

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/layanan-konseling-psikolog-psikiater/

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/22/094326478/kisah-petugas-damkar-negosiasi-berjam-jam-di-ketinggian-cegah-korban-bunuh

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com