Salin Artikel

Upaya KAI Kembalikan Ratusan Barang Penumpang Tertinggal di Kereta: Kami Jemput Bola

BANDUNG, KOMPAS.com - Baru saja menginjak awal tahun 2025 ini, ratusan barang penumpang yang tertinggal di kereta sudah mencapai hingga 200 barang.

Kini, barang tersebut sudah dalam pendataan dan masih tersimpan di ruang layanan Lost and Found PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, menunggu sang pemilik mengambil barangnya.

Seperti diketahui, Stasiun Bandung merupakan salah satu tempat pemberhentian terakhir atau tujuan terakhir beberapa kereta.

Saat kereta berhenti dan penumpang turun, petugas pengamanan kereta yang memiliki prosedur tetap (protap) langsung melakukan penyisiran dari ujung satu gerbong ke gerbong lainnya.

Berdasarkan penyisiran itu, tak sedikit petugas menemukan barang-barang penumpang yang tertinggal.

KAI sendiri tentu tak tinggal diam. Sesaat setelah penemuan barang tersebut, petugas layanan Lost and Found langsung melakukan pengecekan pemilik barang berdasarkan lokasi tempat duduk penumpang ditemukannya barang.

Koordinasi pun dilakukan dengan bagian customer service hingga bagian manifes guna mencari data penumpang atau yang disinyalir sebagai pemilik barang.

"Kami jemput bola, langsung telepon. Pada saat kereta datang, kita cek manifes dengan data yang kami dapat dari PAMKA ekonomi, atau eksekutif, atau bisnis, nomor seat-nya berapa, kami cek ke manifes, ke CS, didapat nomor telepon, kami langsung telepon," kata Penyelia Polsuska Daop 2 Bandung, Parto Pranoto, yang ditemui di kantornya Lost and Found KAI Daop 2 Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/1/2025).

Penumpang yang berhasil dihubungi melalui sambungan telepon akan diinformasikan terkait barangnya yang tertinggal dan diimbau untuk mengambilnya di layanan Lost and Found.

"Dalam waktu enggak lama, kalau terhubung betul, enggak lama, sore atau malamnya, datang," katanya.

Namun, tak sedikit pula nomor kontak yang didapatkan tidak valid dan tidak bisa diraih melalui sambungan telepon.

"Namun, kadang ada penumpang sendiri yang pindah tempat duduk, atau ada juga nomor telepon yang dihubungi seringnya itu tidak valid," ucapnya.

Akhirnya, barang-barang tersebut harus menunggu di tempat penyimpanan layanan Lost and Found yang berada di dalam Stasiun Kereta Kota Bandung.

Barang tersimpan dalam lemari, menunggu dijemput pemiliknya.

Ada dua kategori barang yang disimpan di layanan Lost and Found, yakni kategori biasa dan berharga.

Masing-masing barang tentu memiliki batas waktu penyimpanan, seperti makanan yang berdasar pada waktu kedaluwarsa.

Barang biasa seperti boneka, pakaian, topi, bantal leher, hingga buku hanya memiliki batas simpan sebulan.

Namun, ada juga barang yang masih tersimpan hingga bertahun-tahun, seperti barang-barang berharga dan elektronik.

Barang yang habis masa simpan itu akan "dimusnahkan" oleh pihak manajemen KAI Daop 2 Bandung kepada lembaga sosial, pesantren, hingga yatim piatu.

Pasalnya, apabila terlalu lama tersimpan, dikhawatirkan mengundang hewan seperti tikus, serangga, dan hewan lainnya.

Untuk itu, bagi para penumpang yang merasa kehilangan barang di kereta api atau di stasiun dapat melapor kepada petugas atau menghubungi Contact Center KAI 121 di nomor telepon 121, WhatsApp 08111-2111-121, email cs@kai.id, atau media sosial KAI121 agar dapat segera diambil langkah-langkah pengembalian barang.

KAI mengimbau kepada para penumpang agar mengecek kembali barang bawaannya ketika hendak turun dari kereta yang ditumpangi.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/24/153531878/upaya-kai-kembalikan-ratusan-barang-penumpang-tertinggal-di-kereta-kami

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com