Salin Artikel

Pasca Banjir Bandung, BBWS Evaluasi Kapasitas Tampung Sungai dan Saluran Air

BANDUNG, KOMPAS.com - Penata Laksana SDA Mahir BBWS Jabar Asep Rochiman menyebut, perlunya monitoring dan evaluasi saluran sungai, irigasi dan drainase di Kota Bandung.

Hal ini menyusul potensi fenomena cuaca ekstrem yang disertai hujan sangat deras bisa kembali terjadi.

Seperti diketahui, Jumat (24/1/2025) sore hingga maam kemarin, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan sejumlah aliran sungai, irigasi, dan drainase di Bandung meluap hingga merobohkan benteng dan membanjiri pemukiman warga.

"Mengenai Cikalintu sama, tadinya irigasi menjadi drainase seperti di atas ngambil dari sungai Citepus," jelasnya dihubungi, Sabtu (25/1/2025).

Ia juga menerangkan, imbas luapan air sungai Citepus hanya terjadi di wilayah Astana Anyar tepatnya di gang Tresna asih RT 02/02 dan RW 07.

Limpasan diperkirakan kurang lebih 5 meter. Sementara di Jalan Jurang Gg. Mama Pura RT 04 RW 04 dan RT 04 RW 05 Kel. Pasteur Kec. Sukajadi itu merupakan luapan air dari drainase yang over toping.

Pasca hujan deras di Bandung, Asep juga sempat melihat situasi luapan air di saluran irigasi dan drainase di Jalan Lemah nendeut, Sukawana, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung Jawa Barat.

Pada kasus ini, luapan terjadi disebabkan adanya bangunan pembagi yang tertutup puing pohon kayu, hingga puing robohan benteng hotel yang bercampur serakan sampah.

Akibatnya, aliran irigasi pembuang tersebut meluap dan merendam 30 rumah di wilayah tersebut.

Dengan fenomena curah hujan ekstrem ini, Asep menilai perlunya monitoring dan evaluasi di setiap aliran drainase, salah satunya terkait kapasitas tampung saluran tersebut.

"Harus banyak monev drainase disaat musim kemarau dan aliran cacing, jangan sampai pas kejadian susah semua," pungkas Asep.

Ada beberapa titik yang menjadi perhatian BBWS di sungai-sungai di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung, yakni bangunan yang menjamur di bantaran sungai.

"Titik perhatian di Kota Bandung banyak rumah yang membangun di bantaran sungai," katanya.

Seperti diketahui, BMKG memprediksi potensi hujan disertai kilat tiga hari kedepan di sebagian wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung. Asep mengimbau di tengah prakiraan cuaca ini, masyarakat diharapkan waspada terhadap ancaman bencana.

"Bagi masyarakat tetap waspada terhadap ancaman bencana di puncak musim penghujan seperti saat ini," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/25/155123478/pasca-banjir-bandung-bbws-evaluasi-kapasitas-tampung-sungai-dan-saluran-air

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com