Salin Artikel

Puluhan Orang Jadi Korban Arisan Bodong di Bandung, Diduga Rugi Miliaran Rupiah

BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah video memperlihatkan puluhan orang diduga menjadi korban arisan bodong ramai di media sosial Instagram.

Dalam video tersebut terlihat puluhan korban diduga arisan bodong berteriak kepada salah seorang perempuan yang diduga pelaku.

Dari narasi yang ditulis dalam video itu, puluhan orang tersebut berkumpul di salah satu lokasi di Desa Gajahmekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Kapolsek Soreang, Kompol Ivan Taufiq, membenarkan video tersebut memang berada di wilayah hukumnya.

Kendati ramai di media sosial Instagram, ratusan orang yang menjadi korban arisan bodong itu belum melapor secara resmi ke pihak kepolisian.

"Iya betul. Secara resmi, orang-orang yang mengaku menjadi korban belum membuat laporan kepada kami," katanya dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (27/1/2025).

Meski belum melapor, pihaknya tengah mendalami masalah tersebut.

Ivan mengatakan, salah seorang berinisial N telah dimintai keterangan ihwal perkara tersebut.

Selain itu, pihak Polsek telah melakukan mediasi antara N dan orang-orang yang diduga menjadi korban.

Dia mengungkapkan, arisan tersebut telah berjalan lebih dari satu tahun.

Dari pengakuan N, dia pernah mengikuti hal serupa di wilayah Kota Bandung.

Kemudian, kata Ivan, yang bersangkutan mengembangkan hal serupa di Desa Gajahmekar.

Sistem dari arisan tersebut mirip dengan MLM, yakni ada sistem bonus referral.

"Jadi, yang mengajak akan mendapat bonus referral sebesar Rp 100.000 untuk tiap satu orang yang diajak mau turut serta," katanya.

Ivan menambahkan, N memiliki sekitar 60 orang yang berada di bawah tingkatannya.

Dari 60 anggota N, setiap anggota mengajak orang lain untuk ikut serta, hingga jumlahnya mencapai ratusan orang.

Kepada anggotanya, N meminta uang sebesar Rp 10 juta, dan berjanji akan mengembalikan sebesar Rp 12 juta.

"Uang yang didapat dari anggota baru itu, digunakan untuk membayar anggota sebelumnya. Uangnya tidak diputar atau digunakan investasi. Makanya, ada tiga kriteria dalam kasus ini," katanya.

Selain itu, berdasarkan keterangan N, kriteria pertama adalah orang-orang yang telah mendapat untung, kriteria kedua baru sebagian modal yang kembali, dan kriteria ketiga adalah sama sekali uangnya belum kembali.

Korban yang uangnya kembali sebagian besar berada di tingkatan paling bawah.

"Semuanya belum ada laporan resmi dan tidak semuanya dikelola oleh N. Ada juga yang dikelola oleh orang di bawah N," ucap dia.

Ivan melanjutkan, hasil mediasi antara para korban N telah sanggup untuk mengganti uang tersebut.

"Kalau dikatakan semua uang diambil oleh N tidak tepat juga. Di rekeningnya tidak ada uang sampai ratusan juta atau miliaran, hanya ada beberapa juta. Dia akan mengganti juga setelah rumahnya dijual. Jadi, akan menjual rumah," kata dia.

Menurut Ivan, karena tidak ada laporan resmi, pihaknya belum menetapkan seorang pun sebagai tersangka.

Di samping itu, perlu didalami unsur pidana dalam perkara ini, mengingat terdapat potensi perdata dalam pemberian uang untuk arisan atau investasi tersebut.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/27/131909578/puluhan-orang-jadi-korban-arisan-bodong-di-bandung-diduga-rugi-miliaran

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com