Salin Artikel

Penuhi Permintaan Dedi Mulyadi, SMK Cirebon Serahkan 236 Ijazah dengan Tunggakan SPP Rp 525 Juta

Pihak sekolah berharap pemerintah Provinsi Jawa Barat mau membantu sekolah swasta yang hanya mendapatkan uang untuk membayar guru dari bayaran SPP para siswa.

Pengembalian ijazah ini merupakan realisasi dari instruksi Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat terpilih, yang meminta tidak ada lagi ijazah yang tertahan di sekolah.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di SMK Nasional, sejumlah alumni mendatangi sekolah yang terletak di Jalan Perjuangan Kota Cirebon pada Kamis (30/1/2025) siang.

Mereka mulai mendata dan menemui staf tata usaha satu per satu.

Informasi pemberian ijazah telah disebar pihak sekolah melalui grup-grup WhatsApp jaringan guru serta jaringan alumni sejak beberapa hari lalu.

Pemberian ijazah yang selama ini tertahan di sekolah disambut baik oleh para alumni.

Diki Muhamad Defa, alumni yang lulus pada tahun 2024 lalu, langsung mengambil ijazahnya setelah mengetahui informasi tersebut.

Dia mengaku tidak berani mengambil ijazah saat dinyatakan lulus pada tahun 2024 karena terganjal utang senilai sekitar Rp 480.000.

Dia memilih mencari kerja seadanya untuk dapat menyicil melunasi utangnya.

"Saya lulus 2024, belum ada uang untuk ambil ijazah waktu itu, kurang lebih Rp 480.000, ini sudah dicicil, nunggak SPP belum lunas. Mau saya lunasi untuk bapak ibu guru," kata Diki saat ditemui Kompas.com usai pengambilan ijazah di sekolah.

Siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKS) Otomotif ini berjanji akan menggunakan ijazahnya untuk melamar pekerjaan yang lebih baik.

Ijazah yang baru diambilnya ini membuatnya percaya diri dan leluasa untuk melamar kerja di sebuah perusahaan atau pabrik.

Dengan kerja di tempat yang lebih baik, Diki yakin dapat melunasi utang SPP yang selama ini menunggak.

Dia merasa malu dan tidak enak karena tunggakan dirinya juga berpengaruh terhadap pendapatan guru yang mengajarnya selama ini.

Dian Puspita Mayasari, Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMK Nasional Kota Cirebon, menyebut pemberian ijazah sudah dimulai pihak sekolah pada Selasa (28/1/2025) lalu, saat musim libur cuti bersama.

Layanan pemberian ijazah kembali dilanjutkan mulai hari ini dan ditargetkan selesai pada Senin (3/2/2025) siang, sesuai surat edaran Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

Pemberian ijazah kepada alumni juga merupakan instruksi Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi.

Berdasarkan data, Dian menyebut ada sebanyak 236 ijazah milik siswa-siswi dari tahun 2012 hingga 2024 kemarin.

Dari total ijazah yang belum diambil itu, ada sebanyak Rp 525 juta atau setengah miliar rupiah yang menjadi utang dari para pelajar kepada pihak sekolah.

"Sudah direkap, jumlahnya ada 236 ijazah dengan total tunggakan 525 juta rupiah atau setengah miliar rupiah. Ini dari tahun 2012 hingga 2024," kata Dian saat ditemui Kompas.com di tengah aktivitas pemberian ijazah.

Dian berharap pemerintah Provinsi Jawa Barat mau memberikan bantuan dana kepada sekolah swasta, seperti SMK Nasional, yang sumber keuangan murni bersumber dari SPP para pelajar.

Uang tunggakan tersebut juga merupakan upah para guru yang mengajarkan para siswa-siswi selama 12 tahun, sejak 2012 hingga 2024.

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/30/154655778/penuhi-permintaan-dedi-mulyadi-smk-cirebon-serahkan-236-ijazah-dengan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com