Salin Artikel

Kronologi Penemuan Mayat Wanita Membusuk di Bogor, Berawal dari Survei Rumah

BOGOR, KOMPAS.com - Mayat perempuan nyaris tanpa busana ditemukan membusuk oleh warga yang hendak membeli rumah di Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Jasad perempuan itu sudah membusuk dengan posisi tergeletak di kasur di dalam rumah kosong yang akan dijual.

Peristiwa penemuan ini pun mengejutkan warga Ciherang Pondok.

Menurut Kapolsek Caringin AKP Hendra Kurnia, warga tersebut berinisial AR dan SA.

Keduanya merupakan calon pembeli rumah tersebut.

Awalnya, AR dan SA masuk ke dalam rumah tersebut dengan maksud untuk melihat-lihat atau survei.

Hendra mengatakan, dua pria ini akan membeli rumah tersebut.

Namun, saat sedang survei ke dalam, calon pembeli ini malah melihat jasad perempuan dalam keadaan membusuk dengan posisi tergeletak di atas kasur.

Terkejut melihat ada mayat perempuan, AR dan SA langsung keluar dan berteriak hingga mengundang kedatangan warga sekitar.

AR dan SA kemudian mengabarkan temuan tersebut kepada penjual atau pemilik rumah berinisial JA.

"Ketika melihat-lihat ke dalam rumah itu, ditemukan mayat yang sudah membusuk. AR dan SA kemudian menghubungi JA," kata Hendra saat dikonfirmasi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/1/2025).

Mendengar kehebohan itu, warga lain kemudian mendatangi lokasi dan mencoba mengenali jasad perempuan tersebut.

Namun, tak ada satu pun warga yang mengenali jasad perempuan dengan ciri-ciri berambut panjang itu.

Tak lama, warga sekitar melaporkan penemuan itu dengan menghubungi Polsek Caringin.

Mendapat laporan itu, polisi kemudian mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dalam olah TKP, polisi tidak menemukan identitas perempuan tersebut.

Setelah itu, mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Jakarta, untuk dilakukan otopsi.

"Saksi-saksi dan warga sekitar, baik itu ketua RT dan RW, tidak ada yang mengenal mayat tersebut. Setelah dilakukan identifikasi, mayat itu kemudian dibawa ke RS Polri Kramatjati," ungkapnya.

Dari hasil pemeriksaan saksi, pemilik rumah berinisial JA menyatakan rumah kosong itu akan dijual.

Namun, rumah dalam keadaan tidak terkunci atau terbuka sehingga memungkinkan siapa saja dapat masuk.

JA mengaku juga tak mengetahui ada mayat.

Ia justru mendapat kabar temuan mayat itu dari calon pembeli.

Sementara itu, keterangan salah satu saksi, seorang tukang parkir minimarket, menyatakan bahwa beberapa bulan yang lalu ada seorang perempuan yang diduga ODGJ di sekitar rumah tersebut.

"Kata tukang parkir (di dekat lokasi), sempat ada seorang perempuan di sekitar TKP, yang diduga ODGJ karena berbicara sendiri dan tertawa sendiri," ucap Hendra.

Diberitakan sebelumnya, mayat perempuan nyaris tanpa busana ditemukan di dalam rumah kosong di Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kondisi mayat perempuan itu sudah membusuk dengan posisi tergeletak di atas kasur.

Kapolsek Caringin AKP Hendra Kurnia mengatakan mayat perempuan itu ditemukan oleh warga pada Rabu (29/1/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.

"Telah ditemukan mayat diduga seorang perempuan yang sudah dalam keadaan membusuk dengan posisi tergeletak di atas kasur," kata Hendra melalui keterangan tertulisnya, Kamis (30/1/2025).

https://bandung.kompas.com/read/2025/01/31/105614078/kronologi-penemuan-mayat-wanita-membusuk-di-bogor-berawal-dari-survei-rumah

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com