Salin Artikel

Kecemasan Keluarga Menanti Identifikasi Korban Kecelakaan Tol Ciawi Bogor

Dua dari korban teridentifikasi bernama Budiman (45) dan Yana Mulyana (49).

Keduanya merupakan warga Sukabumi, Jawa Barat.

Jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.

Para keluarga korban kini menanti hasil identifikasi jenazah di RSUD Ciawi sejak Rabu (5/2/2025) pagi.

Pihak keluarga terlihat terus berdatangan ke rumah sakit untuk memastikan apakah Budiman benar-benar menjadi korban tewas dalam kecelakaan tersebut, terutama keluarga yang ada di Bogor.

Rasa sedih bercampur cemas menyelimuti pikiran para keluarga korban karena masih harus menunggu pihak rumah sakit dan kepolisian menyelesaikan proses identifikasi jenazah.

Salah satunya adalah Marsah (53), selaku kakak kandung Budiman.

Sejak pagi, ia masih menanti informasi lebih lanjut mengenai kondisi adik bungsunya, Budiman, yang merupakan sopir travel.

Menurut Marsah, awalnya ia mengetahui kecelakaan beruntun itu tadi pagi.

Ia kemudian memastikan informasi itu ke keluarga korban yang ada di Sukabumi.

Ternyata, pihak keluarga sudah cemas lantaran Budiman tak memberi kabar seperti biasanya.

Ia juga tak bisa dihubungi.

"Info awalnya tahu pas nganterin cucu ke sekolah TK. Pas lihat info kecelakaan dari ibu-ibu di sekolah itu perasaan udah lain. Nah, pas nelepon istrinya itu memang mau mampir ke Jakarta," kata Marsah saat ditemui Kompas.com di RSUD Ciawi, Rabu (5/2/2025).

Setelah mendapat informasi tersebut, Marsah yang sekarang menjadi warga Cibinong, Bogor, bergegas mendatangi RSUD Ciawi sejak pagi tadi.

Dia dan suaminya datang mewakili keluarga dari istri Budiman yang saat ini masih berada di Sukabumi.

Marsah menuturkan bahwa dirinya diantarkan untuk menuju posko antemortem oleh tim Disaster Victim Identification Polda Jabar di RSUD Ciawi.

Di sana, ia mendapat penjelasan terkait identifikasi jenazah lewat pencocokan data medis melalui tes deoxyribonucleic acid (DNA).

"Istrinya lagi repot-repotnya masalah biaya. Tadi tes DNA doang air liur, buat mastiin keluarga atau bukan," ucapnya.

"(Ada info jenazah diambil kapan) nggak ada, aku nanya juga nggak dibilangin. Sekarang lagi dimandiin. Mungkin keadaannya gimana kita juga nggak tahu," imbuhnya berharap kepastian.

Budiman merupakan tulang punggung keluarga serta memiliki empat anak dari dua istri di Sukabumi.

Budiman adalah sopir travel yang kesehariannya mengantar penumpang ke luar kota.

Saat kejadian, ia sedang membawa penumpang ke Jakarta menggunakan mobil Avanza.

Berdasarkan info keluarga di kampung, diduga ada tujuh orang penumpang di mobil dan kebanyakan merupakan tetangga di kampung di Sukabumi.

"Udah lama dia jadi sopir travel dan baru kali ini mengalami kejadian ini," ujar Marsah.

Dia dan keluarga belum mengetahui kondisi almarhum.

Marsah datang ke rumah sakit dengan membawa kartu keluarga dan kartu tanda penduduk (KTP) untuk diserahkan kepada tim forensik, sebab sempat ditemukan KTP Budiman di tempat kejadian perkara (TKP).

Marsah berharap masih bisa melihat adiknya meskipun sudah dinyatakan meninggal dunia.

Ia masih belum percaya bahwa adiknya meninggal saat mencari rezeki sebagai sopir travel.

"Lebih ke pengen mengetahui, ini kan baru 90 persen ya, belum melihat wajahnya, berharap itu sih memastikan lebih lanjut. Kalau bisa boleh melihat ya kita lihat untuk yang terakhir kali. Kalau memang nggak boleh, kita ikutin aja. Kalau prosesnya lebih cepat, ya lebih baik," ucapnya.

"Jadi ini masih nunggu di sini sampai selesai karena kita mau bawa ke kampung di Sukabumi, dimakamkan di sana," tambahnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/02/05/164240678/kecemasan-keluarga-menanti-identifikasi-korban-kecelakaan-tol-ciawi-bogor

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com