Ratusan ton ikan air tawar di Keramba Jaring Apung (KJA) mati secara massal, menyebabkan para petani mengalami kerugian besar hingga ratusan juta rupiah.
Kematian massal ikan ini terutama terjadi di Desa Panyindangan, Kecamatan Sukasari. Ketika Tribunjabar.id mendatangi lokasi pada Jumat (7/2/2025), terlihat ratusan ikan mengambang di permukaan air dalam kondisi sudah mati. Para petani tampak sibuk memisahkan ikan-ikan yang mati agar tidak mencemari perairan waduk terbesar di Indonesia ini.
Martina (46), salah satu petani ikan KJA di Waduk Jatiluhur, mengungkapkan bahwa kejadian ini sudah berlangsung selama tiga hari terakhir. Ia menduga cuaca buruk menjadi penyebab utama kematian massal ikan.
"Sudah tiga hari terakhir ini, ikan mulai naik ke permukaan, mati. Karena angin kan ini, jadi ikan pada mabok terus mati," ujar Martina kepada Tribunjabar.id, Jumat (7/2/2025).
Fenomena ini disebut Up-welling atau Umbalan, yaitu proses naiknya arus air dari dasar waduk akibat suhu air yang menurun drastis karena kurangnya sinar matahari. Perbedaan suhu yang signifikan antara lapisan air menyebabkan ikan-ikan stres hingga akhirnya mati.
Martina mengaku kehilangan 13 ton ikan dari 22 kolam yang ia kelola, dengan total kerugian mencapai Rp 400 juta. Ia pun tak sendiri, karena ratusan petani lainnya mengalami nasib serupa.
"Jenis ikan yang mati massal sebagian besar adalah ikan mas, seharusnya ikan tersebut sudah siap panen. Tapi karena musibah, kami jadi rugi hingga ratusan juta," tambahnya.
Para petani berharap ada bantuan dari pemerintah untuk menanggulangi kerugian besar ini serta solusi agar kejadian serupa tidak terus terulang di masa mendatang. Tragedi ini menjadi pengingat betapa besarnya dampak cuaca ekstrem terhadap sektor perikanan air tawar.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS, Ribuan Ikan di Waduk Jatiluhur Purwakarta Mati, Petani Rugi Ratusan Juta
https://bandung.kompas.com/read/2025/02/07/193647678/ratusan-ton-ikan-mati-mendadak-di-waduk-jatiluhur-purwakarta