Salin Artikel

"Jalur Neraka" Parung Panjang, Ini Solusi yang Diambil Dedi Mulyadi

Minimnya pengawasan izin tambang serta kelalaian pengelolaan jalan membuat kecelakaan dan kematian terus berulang.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, usai menggelar rapat koordinasi (Rakor) bersama Kapolres Bogor dan Bupati Bogor Terpilih Rudy Susmanto-Jaro Ade di Sentul, Bogor, Rabu (12/2/2025).

Rakor tersebut membahas solusi penanganan jalur tambang yang menimbulkan dampak kecelakaan hingga kematian di Parung Panjang.

"Warga yang mendapat musibah meninggal diakibatkan kelalaian dalam pengelolaan jalan, kelalaian karena pengendara kendaraan yang bertonase tinggi (truk) sehingga menimbulkan ragam kecelakaan," ucap Dedi kepada wartawan, Rabu.

Menurutnya, izin tambang tanpa memperhatikan aspek infrastruktur yang memadai telah menimbulkan banyak persoalan.

Sebab, truk-truk pengangkut tambang itu menyebabkan polusi, jalan rusak, hingga kemacetan.

Bukan hanya itu, truk bertonase tinggi ini juga kerap melanggar atau melintas di luar jam operasional.

Adapun jam operasional kendaraan angkutan barang khusus tambang beroperasi atau boleh melintas mulai pukul 22.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Kondisi itu pula yang membuat jalanan di wilayah yang berbatasan dengan Tangerang berlubang.

Kematian warga karena terlindas truk terus berulang.

Dedi meminta instansi terkait agar segera mengambil langkah nyata dalam menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama.

Dia bahkan juga sudah berkomunikasi dengan Bupati Tangerang untuk kerja sama dalam penanganan pengaturan arus lalu lintas dan jam operasional.

Dedi menargetkan penyelesaian jalur tambang Parung Panjang ini dalam waktu satu tahun.

Salah satu solusi masalah itu, kata dia, adalah dengan pembangunan jalan provinsi dan jalur tol khusus tambang.

Dia berjanji jalur tersebut akan segera dibangun mulai tahun depan.

Dedi juga akan memberikan kompensasi bagi korban yang meninggal dunia akibat kecelakaan truk tambang tersebut.

Setiap keluarga korban akan menerima santunan sebesar Rp 50-100 juta.

"Kita harus serius dan optimis dalam menyelesaikan masalah ini, terutama fokus terhadap pengaturan jam operasionalnya. Hari ini putuskan agar anak sekolah dan yang berangkat kerja tidak berbenturan dengan mobil tambang. Jangan sampai masalah seperti di Parung Panjang yang malah menambah korban. Kita harus ambil tindakan cepat dan terukur untuk kepentingan rakyat," ujarnya.

"Kerja sama dengan Bupati Tangerang itu juga penanganan pengaturan arus lalu lintasnya, jam operasionalnya. Kalau pembangunan (tol tambang) kan kerja samanya dengan pemda Kabupaten Bogor," imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Bogor terpilih, Rudy Susmanto, mengatakan bahwa pentingnya komitmen bersama antara Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat.

Setelah dilantik menjadi Bupati, ia akan menyelesaikan masalah kemacetan dan kecelakaan yang sering terjadi di jalur Parung Panjang.

Menurut dia, Pemkab Bogor mendukung perbaikan jalan provinsi sepanjang 28,3 km dan pembangunan jalan tol khusus tambang.

Hal itu untuk mengurangi beban sosial ekonomi yang ditanggung masyarakat di sepanjang jalur tersebut.

Melalui kegiatan ini, ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk menggandeng para investor.

“Apabila jalur provinsi yang ada dipaksakan untuk tetap digunakan, kami khawatir akan terjadi bencana besar baik dari segi kecelakaan maupun dampak sosial ekonomi. Oleh karena itu, kami sangat berharap ada solusi jangka panjang yang dapat diterapkan bersama," ucap Rudy.

https://bandung.kompas.com/read/2025/02/13/060703678/jalur-neraka-parung-panjang-ini-solusi-yang-diambil-dedi-mulyadi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com