Salin Artikel

Dedi Mulyadi Tak Ikut Campur Pemilihan Dirut BJB Baru, Mengapa?

Dia menegaskan, urusan tersebut diserahkan sepenuhnya kepada otoritas terkait yang memiliki kewenangan dalam pemilihan Dirut baru.

"Kan RUPS-nya sudah ditetapkan di bulan April. Ya kita ikuti mekanisme RUPS, yang jelas saya tegaskan sekali lagi Gubernur Jawa Barat tidak akan mengintervensi kegiatan pelayanan yang ada di BJB dan akan mengedepankan spirit profesionalisme," ujarnya kepada awak media di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (5/3/2025).

Dia mengatakan, tidak boleh ada lobi-lobi politik pada kepentingan pemilihan Dirut yang baru.

Mengingat, BJB adalah lembaga perbankan milik rakyat Jabar yang harus dijaga integritasnya.

“Saya sampaikan bahwa tidak boleh ada langkah-langkah politik, intervensi-intervensi politik, lobi-lobi politik untuk kepentingan pemilihan Dirut yang menjabat,” katanya.

Meski Gubernur Jabar memiliki saham terbesar, namun Dirut BJB yang baru bisa berasal dari mana saja.

Namun demikian, Dedi berharap Dirut baru harus memiliki empat kriteria yang mampu membawa kemajuan pada BJB.

Pertama, Dirut yang baru harus bisa melakukan restrukturisasi dalam tubuh BJB, sehingga bisa mengoptimalkan layanan operasional perbankan.

Ini karena saat ini struktur di BJB sangat gemuk.

“Harus bisa melakukan restrukturisasi jabatan di BJB. Sehingga ke depan itu harus menjadi lembaga yang ramping, tidak terlalu banyak orang. Jumlah direkturnya cukup 3 orang, komisarisnya cukup 3 orang,” kata Dedi.

“Kalau dalam bahasa saya, tidak boleh lagi ada wakil direktur, wakil manajer tidak boleh. Cukup satu saja direkturnya manajer, itu yang pertama,” tambahnya.

Kedua, harus bisa membangun dan menjaga kredibilitas BJB sebagai lembaga perbankan publik yang independen.

Jangan sampai ada lagi titipan dari anak pejabat yang bekerja di sana.

Mengingat, ini adalah lembaga perbankan yang harus dijaga kredibilitasnya.

"Karena ini adalah lembaga yang sudah menjadi lembaga publik. Jadi jumlah orangnya harus dirampingkan, jangan terlalu banyak. Pilihlah orang-orang yang memiliki strukturisasi layanan yang kuat," tutur Dedi.

Kemudian yang ketiga, kata Dedi, Dirut BJB mampu menurunkan Bio of Rational sesuai batas minimal di angka 40 persen sampai 50 persen sesuai regulasi.

Dan yang terakhir, keempat, Dirut BJB baru diharapkan bisa merampingkan jumlah kantor cabang yang ada.

Apabila tidak mampu mengemban empat kriteria tersebut, Dedi menyarankan untuk tidak sesekali mencoba untuk menjadi Dirut yang baru.

"Kalau tidak memiliki kesanggupan, ya jangan. Karena memimpin BJB adalah memimpin sebuah lembaga untuk menuju lembaga perbankan yang kuat, yang memiliki otorisasi yang kuat dalam pengelolaan keuangan di Jawa Barat,” katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/05/221740178/dedi-mulyadi-tak-ikut-campur-pemilihan-dirut-bjb-baru-mengapa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com