Salin Artikel

Geram dan Marah, Warga Bongkar Paksa Hibisc Fantasy Puncak, Ambil Alih Ekskavator

BOGOR, KOMPAS.com - Ratusan warga membongkar paksa bangunan wisata Hibisc Fantasy di Puncak Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/3/2025) sore.

Pembongkaran paksa ini dilakukan setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol, dan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, datang dan menyegel operasional wisata PT Jaswita tersebut.

Bangunan wisata tersebut dianggap melanggar tata lingkungan serta izin lahan sehingga menyebabkan banjir bandang di Puncak Bogor beberapa waktu lalu.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi langsung memerintahkan Bupati Bogor Rudy Susmanto agar petugas Satpol-PP Kabupaten Bogor mengerahkan alat berat.

Sore itu, sejumlah alat berat atau ekskavator tiba di lokasi.

Namun, pembongkaran tak kunjung dilakukan oleh petugas Satpol PP.

Ratusan warga pun geram dan marah. Mereka meminta agar wisata rekreasi yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jaswita Jabar itu dibongkar secepatnya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, ratusan warga langsung menyabotase alat berat atau ekskavator.

Petugas Satpol PP pun hanya diam dan tak bisa berbuat banyak.

Tanpa pikir panjang, salah satu warga langsung membongkar bagian depan gerbang atau tempat tiket masuk wisata rekreasi tersebut.

Cekcok sempat terjadi antara warga dengan pekerja atau karyawan Hibisc Fantasy.

Beruntung saja, petugas Satpol PP bergegas datang melerai keributan itu.

"Gubernur aing nyuruh bongkar, bongkar sekarang," teriak salah satu warga sambil berkata bahwa tadi pagi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memerintahkan untuk bongkar.

Hendrik (38), salah seorang warga Puncak, mengatakan pembongkaran paksa ini merupakan wujud kemarahan warga Puncak atas berdirinya wisata milik Jaswita tersebut.

Pasalnya, pembangunan Hibisc Fantasy Puncak menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang melanda kawasan Puncak Bogor.

Wajar saja, kata dia, warga marah karena harus ada berapa korban lagi baru pemerintah turun membongkar bangunan.

Warga membongkar bangunan wisata dengan ekskavator setelah ada pernyataan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, yang meminta wisata tersebut untuk segera dibongkar.

Amarah yang sudah tak tertahankan membuat warga langsung membongkar paksa menggunakan alat berat yang sudah ada di lokasi.

Hendri menuturkan warga sudah tidak sabar sehingga mereka meluapkan kemarahannya.

"Kan tadi sudah ada perintah langsung dari Gubernur Jabar untuk dibongkar, ngapain nunggu lagi," ucapnya.

"Pemkab Bogor (Satpol PP) ini banyak alasan, bilangnya masih menunggu pendataan bangunan mana yang boleh dan tidak boleh dibongkar, tetapi kami ingin ini segera dibongkar sekarang juga, jadi ya kami yang memulai membongkar," ujarnya.

Tempat rekreasi Hibisc Fantasy Puncak Bogor yang dikelola BUMD PT Jaswita Jabar akhirnya dibongkar.

Wisata bermain dan rekreasi keluarga ini sebelumnya mengantongi izin mengelola kawasan seluas 4.800 meter persegi.

Namun, pembangunannya meluas hingga mencapai 15.000 meter persegi atau sampai ke pinggir sungai.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku tak akan pandang bulu meski wisata ini dikelola BUMD Jabar.

Sebab, wisata Hibisc yang berdiri di lahan perkebunan teh atau di area PTPN itu telah melanggar.

"Banyak pelanggarannya, lingkungan, terus izin lokasinya karena kan (mereka) membangun melebihi apa yang ditetapkan. Kemudian ketinggian bangunannya," ungkapnya.

"Sudah kami cek satu-satu, jadi tindakan tegasnya dibongkar mulai hari ini," tutur Dedi.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/06/190110978/geram-dan-marah-warga-bongkar-paksa-hibisc-fantasy-puncak-ambil-alih

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com