Salin Artikel

Operasi Katarak Masih Jauh dari Target, Mensos: Masalah Biaya dan Keterbatasan Dokter Mata

BANDUNG, KOMPAS.com - Kementerian Sosial memberikan bantuan operasi katarak bagi ratusan penderita di Bandung Raya. Operasi dilakukan di Rumah Sakit (RS) AU Salamun pada Jumat (7/3/2025) sebagai bagian dari upaya menekan angka penderita katarak di Indonesia.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menargetkan 750.000 operasi katarak secara nasional tahun ini. Namun, hingga 2023, baru 140.000 lebih pasien yang bisa dilayani.

"Lebih dari 200 pasien insya Allah akan dioperasi di sini (RS AU Salamun). Pasien akan menjalani skrining terlebih dahulu untuk memastikan kondisi mereka layak untuk dioperasi. Sampai detik ini, operasi berjalan lancar," ujar Saifullah di RS AU Salamun, Jumat (7/3/2025).

Saifullah menyebutkan bahwa sekitar 750.000 orang di Indonesia membutuhkan layanan operasi katarak.

Dari jumlah itu, 600.000 penderita ditargetkan mendapat layanan operasi, termasuk melalui BPJS Kesehatan. Namun, hingga 2023, baru sekitar 140.000 lebih penderita yang mendapat layanan tersebut.

"Ini masih membutuhkan banyak keterlibatan pihak lain. Selain kendala biaya, juga ada keterbatasan tenaga dokter spesialis mata. Meski demikian, kami akan terus berupaya agar operasi katarak bisa menjangkau lebih banyak pasien," katanya.

Berdasarkan data Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), pada 2024 terdapat 136.844 penderita katarak di Jawa Barat. Di wilayah Bandung Raya, jumlah penderita tersebar di Kota Bandung sebanyak 61.136 orang, Kabupaten Bandung Barat 1.307 orang, dan Kota Cimahi 827 orang.

Sejak 2022 hingga 2024, total pasien yang menerima bantuan operasi katarak dari Kementerian Sosial mencapai 11.319 jiwa. Bantuan ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.

Di Jawa Barat, Kementerian Sosial rutin memberikan bantuan operasi katarak. Pada 2022, sebanyak 352 pasien menerima bantuan operasi, meningkat menjadi 680 pasien pada 2023, namun turun menjadi 127 pasien pada 2024.

"Harapan saya, ini bisa menginspirasi banyak pihak sehingga lebih banyak yang tergerak untuk melakukan hal yang sama dan menjangkau lebih banyak orang. Pemerintah terus bekerja lewat program-program yang ada, tetapi bantuan swasta masih sangat dibutuhkan," ujar Saifullah.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/07/173528378/operasi-katarak-masih-jauh-dari-target-mensos-masalah-biaya-dan-keterbatasan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com