Salin Artikel

Badan Geologi: Mitigasi Banjir Jabodetabek-Punjur Tak Cukup Hanya Infrastruktur!

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Geologi menegaskan bahwa mitigasi banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabek-Punjur) tidak bisa hanya bergantung pada infrastruktur.

Aspek geologi dan hidrogeologi juga harus menjadi pertimbangan utama dalam pengelolaan risiko banjir.

“Mitigasi banjir bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga perlu mempertimbangkan aspek geologi dan hidrogeologi. Pengelolaan sumber daya air dan kawasan resapan merupakan kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan, terutama di wilayah perkotaan yang padat penduduk,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulis, Rabu (12/3/2025).

Badan Geologi menyatakan telah berkontribusi dalam penyusunan kebijakan tata ruang Jabodetabek-Punjur sejak 1995. Beberapa kontribusi tersebut antara lain:

  • Peta Fungsi Konservasi Air Tanah dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kawasan Puncak Jawa Barat (1995) sebagai dasar Keppres Nomor 114 Tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bogor – Puncak – Cianjur.
  • Kajian Geologi Lingkungan Jabodetabek-Punjur, yang menjadi dasar penyusunan Perpres Nomor 54 Tahun 2008.
  • Penyediaan data penyelidikan Geologi Terpadu (2019) untuk mendukung Perpres Nomor 60 Tahun 2020.
  • Pola ruang dalam Perpres Nomor 60 Tahun 2020, yang mencakup Kawasan Lindung Geologi, lokasi TPPST Nambo di Kabupaten Bogor, dan Cekungan Air Tanah (CAT) Jabodetabek-Punjur.

“Kami telah lama terlibat dalam penyusunan kebijakan tata ruang Jabodetabek-Punjur. Data dan kajian geologi yang kami sediakan menjadi dasar dalam menentukan kawasan lindung geologi dan kawasan imbuhan air tanah. Hal ini sangat penting untuk memastikan keseimbangan ekosistem air tanah serta mengurangi risiko banjir akibat alih fungsi lahan yang tidak sesuai,” tambah Wafid.

Badan Geologi juga menekankan perlunya penguatan regulasi dan implementasi kebijakan pengelolaan air tanah dengan langkah strategis berikut:

  • Peninjauan ulang Perpres Nomor 60 Tahun 2020, dengan mempertimbangkan aspek geologi seperti litologi, geomorfologi, hidrogeologi, dan kebencanaan geologi.
  • Pemulihan daya resap air, melalui evaluasi kawasan resapan dan penerapan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kawasan Puncak Bogor – Cianjur.
  • Meningkatkan kemampuan imbuhan air tanah, sesuai amanat PP Nomor 30 Tahun 2024, melalui penerapan Zero Delta Q Policy dan pembuatan sumur resapan.
  • Pengawasan dan pengendalian pengambilan air tanah, sesuai UU Nomor 17 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2024.
  • Mitigasi integratif untuk pemulihan neraca air, dengan pengendalian aliran permukaan, revitalisasi setu/waduk, dan konservasi mekanika lahan.
  • Mitigasi penurunan muka tanah, yang berkontribusi terhadap meningkatnya intensitas banjir.

“Mitigasi bencana banjir harus dilakukan secara ilmiah dan terintegrasi, melibatkan berbagai pihak dengan dasar data geologi yang akurat. Kami siap menyediakan kajian dan analisis geologi untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis risiko, guna menciptakan kebijakan pembangunan yang lebih berkelanjutan,” tegas Wafid.

Badan Geologi optimistis bahwa pengelolaan air tanah yang lebih baik serta penerapan kebijakan tata ruang berbasis geologi dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengatasi permasalahan banjir di Jabodetabek-Punjur.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/12/145519578/badan-geologi-mitigasi-banjir-jabodetabek-punjur-tak-cukup-hanya

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com