Salin Artikel

Ikut Keroyok Diduga Pelaku Curanmor hingga Tewas, Oknum ASN Ditahan

KARAWANG, KOMPAS.com - Seorang oknum aparatur sipil negara (ASN) dan honorer ikut mengeroyok diduga pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Karawang, Jawa Barat.

Videonya pun viral di media sosial.

Dalam video yang beredar di media sosial, tampak dua pria berseragam ASN ikut menghakimi dua pelaku curanmor.

Video itu kemudian viral dan mendapat beragam komentar dari warganet.

Pengeroyokan itu terjadi di Dusun Turi Barat 3, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Senin (10/3/2025).

Satu dari dua diduga pelaku curanmor itu tewas saat dibawa ke RSUD Karawang.

Sekretaris Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKSDM) Karawang, Gery Sigit Samrodi, mengatakan, hanya satu ASN yang terlibat dalam pengeroyokan diduga pelaku curanmor itu, yakni inisial K.

"Oknumnya K, saat ini menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Kesos sekaligus Plt Kasi Trantib Kecamatan Cilebar. Kalau yang satunya lagi itu tenaga honorer, yang pakai motor (melindas) itu tenaga honorer dan itu tidak terdata oleh kami di BKSDM," kata Gery di Kantor BKPSDM Karawang, Rabu (12/3/2025).

Gery mengatakan, pihaknya telah memanggil Camat Cilebar untuk dimintai klarifikasi dan kronologi kejadian pengeroyokan itu.

Dari keterangan camat, saat itu K ditugasi menghadiri rapat di Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Karawang.

Lalu, K izin pulang ke rumah dahulu untuk mengambil helm.

"Entah di tengah jalan, katanya mau ambil helm dulu. Nah, di lingkungannya K inilah terjadi proses maling itu, nah ikutlah dia (mengeroyok)," kata Gery.

Berdasarkan informasi dari Polres Karawang, kata Gery, K sudah ditahan.

BKPSDM Karawang, kata Gery, sudah bersurat kepada Polres Karawang soal surat penahanan untuk kemudian mengambil langkah pada jabatannya.

"Kami lakukan pembebasan sementara dulu," kata Gery.

Adapun untuk sanksi tetap menunggu proses persidangan dengan hasil inkrah.

Jika vonisnya di atas dua tahun, K bisa diberhentikan. Jika di bawah dua tahun, kata Gery, sanksinya bisa berupa penurunan jabatan atau penundaan kenaikan jabatan.

Jika tidak diproses aparat penegak hukum pun, kata Gery, pihaknya akan melakukan pemeriksaan khusus bersama inspektorat.

"Namun, kalau sudah proses seperti (diproses dan ditahan polisi) ini, sanksinya memungkinkan berat. Tapi berat, ringan, sedangnya, nanti hasil pemeriksaan," kata Gery.

Adapun soal tenaga honorer yang juga terlibat pengeroyokan, kata Gery, BKPSDM Karawang telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang agar surat keputusan mengajar di SDN 1 Pegadungan tidak diperpanjang.

Diberitakan sebelumnya, satu orang diduga pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Karawang, Jawa Barat, tewas usai diamuk massa saat tertangkap tengah beraksi, Senin (10/3/2025) siang.

Kasi Humas Polres Karawang Ipda Solihin mengatakan insiden pengeroyokan itu terjadi di Dusun Turi Barat 3, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Senin (10/3/2025) sekitar pukul 13.00 WIB.

"Namun nahas, salah satu pelaku, yakni berinisial KBS (21), warga Dusun Dongkal V, Desa Dongkal, Kecamatan Pedes, dinyatakan meninggal dunia akibat luka berat," kata Solihin.

Sementara R (25) hingga kini menjalani perawatan intensif.

Solihin menyebut pihaknya akan terus mendalami kasus ini dan mengingatkan masyarakat agar tidak main hakim sendiri.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/12/151309978/ikut-keroyok-diduga-pelaku-curanmor-hingga-tewas-oknum-asn-ditahan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com