Salin Artikel

Kronologi Begal Rampas Motor Kakak Beradik di Bandung, Dikejar hingga Gang Rumah

KOMPAS.com - Polisi berhasil menangkap dua begal yang sempat viral di media sosial. Aksi kejahatan tersebut terjadi di Gang Bp Dira, Jalan Dr. Setiabudhi, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat.

Berikut kronologi lengkap peristiwa tersebut.

Senin (10/3/2025) sekitar pukul 23.26 WIB, dua korban yang merupakan kakak beradik tengah dalam perjalanan pulang seusai menonton bareng di daerah Setiabudi Atas.

Saat melintas di pertigaan Haji Rido, mereka berpapasan dengan dua orang pelaku yang mencurigakan mengendarai sepeda motor.

"Pada saat turun ke bawah di pertigaan Haji Rido, dia melihat pelaku dengan sepeda motor saling melihat dan melakukan pengejaran," ungkap Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, dalam konferensi pers di Mapolrestabes Bandung, Rabu (12/3/2025).

Korban melihat salah satu pelaku membawa senjata tajam.

Panik, mereka langsung menancap gas menuju gang dekat rumahnya. Namun, ketika berbelok, korban kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Korban ketakutan dan melaju dengan kendaraan bermotornya sangat kencang sehingga tiba di gang dekat rumahnya. Pada saat berbelok, dia hilang keseimbangan dan jatuh," ucap Budi.

Dalam kondisi terjatuh, kakak beradik itu segera bangkit dan melarikan diri meninggalkan sepeda motor mereka.

Tak lama berselang, kedua pelaku yang diketahui berinisial NR alias Acil dan IR mendekati kendaraan korban.

"Korban dua-duanya kabur. Pada saat kabur, motor korban diambil oleh para pelaku yaitu NR alias Acil dan IR," kata Budi.

Rekaman CCTV Viral di Media Sosial

Aksi perampasan sepeda motor tersebut terekam kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian.

Video rekaman itu tersebar luas di media sosial dan menjadi viral, menarik perhatian publik dan pihak kepolisian.

"Kejadiannya terekam (tersebar) di sosial media, yaitu ada begal di depan supermarket Borma. Kami melihat di tayangan sosial media ada sepeda motor yang dibegal oleh pelaku di gang di depan Borma dan motornya bisa diambil," ujar Budi.

Selasa, 11 Maret 2025, Pelaku Diringkus Polisi

Setelah korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cidadap, tim Reskrim Polrestabes Bandung bergerak cepat.

Kurang dari 24 jam, kedua pelaku berhasil diamankan di wilayah Sukasari, Kota Bandung.

"Pada saat hari Selasa kemarin, para pelaku bisa diamankan di daerah Sukasari. Diamankan kurang dari 24 jam," ujar Budi.

Barang Bukti dan Pemeriksaan Lebih Lanjut

Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain sepeda motor milik korban, jaket, senjata tajam, dan helm yang digunakan pelaku saat beraksi.

"Motifnya pelaku ingin memiliki sepeda motor korban. Proses masih berlanjut," jelas Budi.

Saat ini, kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif untuk memastikan apakah mereka pernah melakukan tindak pidana serupa sebelumnya.

"Keterangan sementara baru pertama kali, tetapi tetap kami laksanakan pemeriksaan lebih lanjut apakah pernah melakukan di tempat lain atau tidak," ujar Budi.

Atas perbuatannya, NR alias Acil dan IR dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan.

Keduanya terancam hukuman pidana penjara antara 7 hingga 12 tahun.

(Penulis Kontributor Bandung Kompas.com: Agie Permadi)

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/12/201042478/kronologi-begal-rampas-motor-kakak-beradik-di-bandung-dikejar-hingga-gang

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com