Salin Artikel

Banjir, Pelajar Tasikmalaya Memutar ke Ciamis demi Bisa Sekolah

Sebagian pelajar pun ada yang dibantu petugas BPBD Kabupaten Tasikmalaya, melintasi banjir memakai perahu karet yang tersedia menuju Desa Tanjungsari ke arah Sukakerta, Panumbangan, Ciamis.

Sementara beberapa sekolah di lokasi banjir seperti SDN Bojong Soban, Sukaresik, dan bangunan sekolah MI serta MTs terpaksa diliburkan karena terendam banjir dengan ketinggian sampai 1 meter.

"Tadi kita evakuasi juga para pelajar yang mau sekolah lewat arah Sukakerta, Ciamis. Kalau sekolah di lokasi banjir terpaksa diliburkan karena masih tergenang air banjir yang masih tinggi satu meteran," jelas Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, kepada Kompas.com di lokasi banjir pada Jumat pagi.

Saat ini, kondisi korban banjir paling parah masih direndam air setinggi lebih dari satu meter di 4 dusun dua desa Tanjungsari.

Ratusan rumah masih tergenang air banjir akibat luapan air anak Sungai Citanduy saat diguyur hujan deras.

"Berdoa saja supaya tak hujan lagi. Ini banjir musiman. Sekarang air juga sudah mulai surut lagi," tambah dia.

Sebelumnya, banjir akibat cuaca buruk di beberapa desa Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menyebabkan ratusan rumah terendam air sejak Kamis (13/3/2025) malam.

Ketinggian air paling tinggi mencapai 1,5 meter merendam rumah dan paling rendah sampai 60 sentimeter.

Petugas BPBD, Tagana, Polri, TNI, dan relawan bencana bersama warga sibuk membantu evakuasi yang terjebak di rumahnya untuk diamankan ke pengungsian sampai menjelang sahur pada Jumat (14/3/2025) dini hari.

Petugas pun menerjang banjir dengan ketinggian air sampai perut dan dada untuk menyelamatkan balita dan para ibu-ibu ke lokasi pengungsian.

Banjir musiman di lokasi itu akibat meluapnya anak Sungai Citanduy saat intensitas hujan terus menerus sejak beberapa hari terakhir.

Genangan banjir merendam beberapa desa di kecamatan tersebut sampai ke perbatasan Tasikmalaya-Ciamis di wilayah Desa Panumbangan, Ciamis.

Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, menyebut proses evakuasi warga yang terjebak akibat genangan air dilakukan sejak Kamis malam tadi.

Genangan air banjir ini pun sampai ada beberapa rumah yang hanya terlihat atap rumahnya saja saat proses evakuasi.

Beberapa warga dengan rumah satu lantai terpaksa menunggu pertolongan petugas saat mengamankan diri di atap rumahnya.

"Di Bojong Soban itu ketinggian air sudah 1,5 meter di dalam rumah. Di depan rumah sampai 60 sentimeter dan satu meter. Sudah parah memang banjirnya akibat hujan deras," jelas Abdul Azis kepada Kompas.com di lokasi banjir, Jumat (14/3/2025).

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/14/084332578/banjir-pelajar-tasikmalaya-memutar-ke-ciamis-demi-bisa-sekolah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com