Salin Artikel

Tak Hanya Banjir, Hujan Deras di Bandung Juga Sebabkan Longsor di 6 Kecamatan

BANDUNG, KOMPAS.com - Hujan deras yang melanda wilayah Bandung Raya sejak Sabtu (15/3/2025) tidak hanya menyebabkan bencana banjir di wilayah Kabupaten Bandung.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, bencana longsor juga terjadi di enam kecamatan di Kabupaten Bandung. Yakni, Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cikengkrang, Kecamatan Rancabali, dan Kecamatan Kertasari.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska mengatakan, longsor di Kecamatan Pangalengan terjadi di dua desa, yakni Desa Warnasari dan Desa Margamulya.

Di Desa Warnasari, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan tanah ables di Kampung Munjul RT 01 RW 05.

Material tanah setinggi 5 meter dan lebar 7 meter menimpa rumah warga milik Bapak Dadang.

"Kemudian longsor juga mengakibatkan dinding pesantren Al-Taslim dengan ukuran 6x3 meter roboh," kata Uka, dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (16/3/2025).

Longsor di Desa Margamulya terjadi di Kampung Pasirmulya RT 02 RW 18.

Akibatnya, tanah penyanggah salah satu rumah yang berada di ketinggian warga amblas menimpa rumah warga lainnya.

Sementara di Kecamatan Ciwidey, longsor akibat hujan deras terjadi di Kampung Batu Lulumpang RT 02 RW 11.

Hujan deras yang melanda kampung tersebut sejak Sabtu siang menyebabkan sebuah Tembok Penahan Tanah (TPT) ambruk.

Selain itu, TPT di Kampung Prabonan RT 4 RW 5, Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang ambruk, akibatnya akses warga terganggu.

Bencana longsor di Kecamatan Rancabali terjadi di Desa Cipelah dan melanda dua kampung, antara lain Kampung Cimanglid RT 02 RW 02 dan Kampung Ciherang RT 02 RW 05.

Dampaknya, satu dinding rumah warga jebol akibat terkena material longsor.

Sebuah TPT di Kampung Pondok Buah Batu, Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan ambruk akibat hujan deras.

Beruntung, material paving blok dari TPT tidak menyebabkan bangunan lain rusak, hanya menutup akses warga saja.

Tak hanya itu, di Desa Mekarmanik, longsor akibat tanah bergerak juga melanda beberapa kampung seperti Kampung Pamoyanan RT 05 RW 02 dan RT 03 RW 01, kemudian Kampung Cikored RT 04 RW 05, Kampung Sentakdulang RT 01 RW 12, Kampung Tareptep RT 02 RW 06, dan Kampung Pondok RW 07, 14, dan 08.

Terdapat satu rumah rusak ringan, yakni rumah atas nama Ayi yang di dalamnya dihuni 3 jiwa.

"Jadi mau roboh termasuk kategori korban terancam," kata Uka.

Terakhir, longsor terjadi di Kecamatan Kertasari, tepatnya di Desa Tarumaja.

Uka mengatakan, di Desa Tarumajaya, longsor melanda beberapa kampung seperti Kampung Babakan Citarum RT 04 RW 03. Sebanyak 7 rumah dan 26 jiwa terdampak. Sebanyak 10 orang terpaksa mengungsi.

"Untuk saat ini rumah masih belum bisa ditempati, jadi terpaksa harus mengungsi," ujar Uka.

Uka mengungkapkan, sejauh ini dari semua peristiwa longsor yang terjadi di Kabupaten Bandung, pihaknya masih belum menerima adanya korban jiwa.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/16/082015978/tak-hanya-banjir-hujan-deras-di-bandung-juga-sebabkan-longsor-di-6-kecamatan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com