Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, Danu menyatakan bahwa arus lalu lintas di kedua jalur tersebut biasanya mulai lenggang pada pukul 02.00 - 03.00 WIB di hari H.
"Ya, kalau dari puncak arus mudik diprediksi ini tanggal 28 Maret. Iya, sampai hari H, itu biasanya sampai malam baru pagi pas hari H mulai longgar jalannya," ujar Danu saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/3/2025).
Danu menjelaskan bahwa pihaknya akan menerapkan cara bertindak (CB) yang berbeda di kedua lokasi tersebut.
Khususnya di Gate Tol Cileunyi, jika terjadi kepadatan hingga 2 kilometer, petugas akan berkoordinasi dengan Jasa Marga untuk menambah lokasi pembayaran dengan menggunakan mobile rider.
"Jadi pemudik itu kita jemput bola pakai mobile rider kalau terjadi kepadatan," terangnya.
Apabila kepadatan di Gate Tol Cileunyi memanjang hingga ke Gate Tol Summarecon, petugas akan mengalihkan arus lalu lintas ke arah Tol Cisumdawu dan keluar di Tol Jatinangor.
Di jalur Nagreg, pihaknya telah menyiapkan Pos Pengamanan dengan sejumlah petugas untuk mengurai kepadatan, termasuk di titik tanjakan Nagreg.
Selain itu, mobil derek juga disiapkan untuk mengantisipasi adanya kendaraan yang mengalami masalah.
Danu juga menyebutkan lokasi rawan kepadatan lainnya, yaitu di Pamucatan, tepatnya di dekat perlintasan rel kereta api.
"Kita pertebal personel di rel kereta api Pamucatan sehingga masyarakat yang melintas juga kita tarik agar lebih cepat melintas di rel kereta api," ujarnya.
Wilayah Cikaledong dan Ciherang juga menjadi perhatian.
Satlantas Polresta Bandung akan berkoordinasi dengan Satlantas Polres Garut dan Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar jika terjadi kepadatan di Cikaledong.
"Biasanya, arus lalu lintas akan dialihkan ke Tasik-Limbangan kemudian ke jalur Garut Kota. Begitu sebaliknya, apabila terjadi kepadatan di Garut Kota, maka petugas akan mengalihkan ke arah Tasik dan Limbangan," jelasnya.
https://bandung.kompas.com/read/2025/03/22/135811478/ini-skema-polisi-antisipasi-kemacetan-jalur-nagreg-saat-mudik-lebaran