Salin Artikel

Bahan Pokok Diprediksi Naik 3 Hari Jelang Lebaran

Sementara itu, beberapa komoditas lainnya menunjukkan penurunan dan relatif stabil.

Salah satu pedagang di Pasar Gedebage, Abdul (19), mengungkapkan bahwa harga cabai rawit dan bawang merah telah mengalami kenaikan, sedangkan harga cabai tanjung merah menunjukkan penurunan.

"Cabai rawit domba sudah sepekan Rp 95.000/kg, bawang merah batu Rp 40.000/kg yang biasanya Rp 24.000, dan bawang putih Rp 42.000/kg," kata Abdul yang ditemui di Pasar Gedebage, Kota Bandung, pada Senin (24/3/2025).

Ia menilai bahwa kenaikan harga cabai rawit ini diduga disebabkan oleh faktor cuaca.

Pedagang telur, Rifki, juga menyampaikan bahwa harga telur kini mengalami penurunan dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 28.000/kg.

Namun, ia memperkirakan harga telur akan kembali naik menjelang H-3 Lebaran hingga mencapai Rp 30.000/kg.

"Rp 28.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 30.000. Paling tiga hari jelang Lebaran naik," ungkapnya.

Sementara itu, Yaman (40) melaporkan bahwa harga daging naik antara Rp 15.000 hingga Rp 20.000 dari harga normal Rp 125.000.

Menurutnya, kenaikan ini disebabkan oleh stok yang terbatas. "Memang stoknya terbatas, kan menjelang hari raya banyak yang pakai, kenaikannya barangnya agak susah," ujarnya.

Yaman memperkirakan harga daging akan terus naik hingga Lebaran dan kembali turun setelahnya. "Iya, sampai hari H paling sampai Rp 150-an," ujarnya.

Hasil pantauan Badan Pangan dan Polri

Dalam upaya memantau situasi, Badan Pangan Nasional dan Satgas Pangan Polda Jawa Barat melakukan pengecekan di Pasar Gedebage.

Berdasarkan pantauan, petugas berkeliling di sekitar pasar dan berbincang dengan para pedagang mengenai ketersediaan dan harga bahan pokok.

Hasilnya, pasokan dan harga bahan pokok relatif stabil.

Direktur Ketersediaan Badan Pangan Nasional, Indra Wijayanto, mengungkapkan bahwa pemantauan bahan pokok ini dilakukan sejak tanggal 24 Maret hingga 14 April, bekerja sama dengan instansi terkait.

"Hasil kita keliling tadi sama Pak Kombes Ade dan tim-tim yang lain bahwa secara pasokan aman," ucapnya.

Indra menambahkan bahwa pasokan beras di Gudang Bulog saat ini mencapai 230.000 ton.

Sejumlah kios di Pasar Gedebage menjual beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

"Beras paling murah tadi kami lihat di sini adalah Rp 13.000, ya, Rp 13.000 beras medium dengan pecahan yang cukup besar," tuturnya.

Sementara itu, harga bahan pokok lainnya relatif berada di bawah harga acuan penjualan di tingkat konsumen.

Ia memperkirakan H-2 hingga H-1, harga daging bisa mencapai Rp 145.000/kg, harga ini dinilainya masih relatif normal.

Sedangkan harga telur Rp 28.000/kg, di bawah harga acuan penjualan yakni Rp 30.000.

Untuk harga gula tercatat Rp 17.500 dan minyak goreng Rp 15.500 untuk satu liter.

Direktur Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Jabar Kombes Pol Ade Sapari menambahkan bahwa rata-rata harga bahan pokok di Pasar Gedebage stabil, bahkan beberapa lainnya mengalami penurunan.

Ia memperkirakan akan ada kenaikan harga dalam tiga hari ke depan, namun harga masih berada di angka normal.

"Mungkin menjelang tiga hari ke depan, ada kenaikan tapi masih normal," ucapnya.

Ia juga mengimbau kepada para pedagang untuk tetap menjaga stabilitas harga bahan pokok pangan.

"Saya mengimbau kepada pedagang-pedagang untuk tidak main-main, kita tetap jaga stabilitas yang betul, agar masyarakat bisa menjangkau atau membeli bahan pokok penting di pasar, di seluruh Jawa Barat," ungkapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/03/24/175554378/bahan-pokok-diprediksi-naik-3-hari-jelang-lebaran

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com