Salin Artikel

Antisipasi Jalur Wisata Lembang Padat, Polisi Tarik Arus ke Setiabudi dan Sebaliknya

BANDUNG, KOMPAS.com - Pada H+2 libur lebaran ini, Rabu (2/4/2025), jalur menuju tempat wisata atau wilayah Lembang mengalami kepadatan.

Satuan lalu lintas Polrestabes Bandung melakukan penarikan arus kendaraan dari Sersan Bajuri dan Lembang ke arah Jalan Setiabudi ataupun sebaliknya, untuk mengurangi kepadatan di sekitar Lembang ataupun di Jalan Setiabudi.

Berdasarkan pantauan di lokasi pada sore hari ini, petugas sempat menghentikan arus kendaraan di Jalan Setiabudi, tepat di depan pintu masuk Universitas Pendidikan Indoenesia (UPI) tak jauh dari Terminal Ledeng.

Sementara di sisi lain, petugas kemudian menarik kendaraan atau menguras arus dari arah Sersan Banjuri dan Lembang menuju arah Jalan Setiabudhi, Kota Bandung.

Hal tersebut dilakukan guna mengurai kepadatan di jalur wisata. Sementara itu, pantauan di Jalan Ledeng atau Jalan Setiabudi kondisi jalan masih ramai lancer.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung, AKBP Wahyu Pristha menjelaskan bahwa pola penarikan kendaraan ini merupakan kerjasama yang dilakukan Satlantas Polrestabes Bandung dengan Satlantas Polres Cimahi.

Ini mengingat kepadatan terjadi di dua wilayah, yakni wilayah Ledeng atau jalan Setiabudi.

Jalan Setiabudi merupakan wilayah Hukum Polrestabes Bandung dan Lembang yang merupakan wilayah Polres Cimahi.

Dijelaskan pola penarikan arus kendaran ini bersifat situasional sesuai kondisi di lapangan. Namun tindakan ini akan dilakukan pada pagi dan sore hari.

Adapun pola penarikan arus ini dilakukan jika petugas dilapangan melihat ada kepadatan baik di Jalan Setiabudi ataupun dari arah Lembang.

"Pada pagi hari terhitung jadi pukul 06.00 WIB - 12.00 WIB, kalo muncul penambahan arus, patokan kita (kepadatan di Jalan Setiabudi) ekornya sudah sampai panorama, skala prioritas dilakukan penarikan ke atas (arah Lembang) selama 10 menit," ucap Wahyu.

Hal serupa pun dilakukan di arah sebaliknya, yakni apabila dari arah Lembang telah terlihat kepadatan maka petugas Satlantas Polrestabes Bandung akan melakukan skala priorotas penarikan kendaraan dari dari Arah Lembang ke arah Setiabudhi.

"Sebaliknya dari jam makan siang pukul 12.00 WIB sampai sore, orang akan turun dan kepadatan di lembang baik ditempat wisata floating market dan lainnya, kita akan melakukan penarikan (arus kendaraan) ke bawah, patokannya kalo ekornya di Eldorado. Penarikan dilakukan selama 10 menit," jelasnya.

Setelah kepadatan berkurang maka arus lalu lintas akan kembali normal seperti sedia kala.

"Pola ini memang kerjasama dengan Polres Cimahi, kita saling support. Pola ini tak hanya saat ini saja (libur lebaran) tapi juga rutin setiap weekend," pungkas Wahyu.

https://bandung.kompas.com/read/2025/04/02/165203878/antisipasi-jalur-wisata-lembang-padat-polisi-tarik-arus-ke-setiabudi-dan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com