KOMPAS.com - Prediksi kunjungan wisatawan selama libur panjang Lebaran 2025 di Kota Bandung meleset jauh dari harapan.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, sebelumnya memperkirakan jumlah pengunjung bisa mencapai satu juta orang.
Namun, realisasi di lapangan hanya mencatatkan 370.718 orang yang datang ke Kota Kembang sejak 28 Maret hingga 7 April 2025, berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung.
Meski angka ini jauh dari target, Farhan menekankan adanya peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencatat 21.252 pengunjung pada periode yang sama.
Farhan menyebut bahwa daya beli masyarakat menjadi penyebab utama menurunnya jumlah wisatawan.
Menurut dia, situasi ekonomi yang menekan membuat banyak orang mengubah rencana liburannya.
"Ini kelihatannya karena masalah daya beli sehingga secara psikologis orang yang tadinya mau menginap tiga hari jadi cuma sehari. Yang mau menginap sehari, jadinya cuma pulang pergi. Orang yang tadinya mau cuma pulang pergi, memutuskan untuk tidak berangkat," ungkap Farhan saat ditemui di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Selasa (8/4/2025).
Fenomena itu, kata Farhan, terlihat jelas dari pengamatannya sendiri selama masa libur Lebaran.
"Terbukti waktu saya melakukan kunjungan keluarga ke Jakarta pada hari ketiga dan keempat, Jakartanya padat, tidak sepi," ujarnya.
Farhan juga membantah anggapan bahwa Bandung telah kehilangan daya tariknya sebagai tujuan wisata. Ia menyebut bahwa tren penurunan kunjungan juga terjadi di daerah lain.
"Bali juga sepi, turun 30 persen," tegasnya.
Di tengah tantangan ini, Farhan justru melihat peluang untuk membenahi arah pariwisata Bandung.
Ia mengungkapkan rencana jangka pendek yang akan menyasar wisata edukatif, khususnya bagi pelajar.
"Contohnya, saya sedang mengkaji kemungkinan untuk membuat wisata study tour untuk para siswa di empat titik, yaitu Taman Lalu Lintas, Saung Udjo, Museum Geologi, dan hiking ke daerah Maribaya," ucapnya.
Menurut Farhan, program study tour ini tak hanya bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan lokal, tetapi juga menghadirkan manfaat pendidikan nyata bagi siswa di Kota Bandung.
"Mekanismenya seperti apa, kami lagi pikirkan bagaimana caranya, tetapi menghindari bahwa study tour adalah sebuah kewajiban, study tour berbiaya mahal, tidak memengaruhi nilai kependidikan bagi para siswa. Study tour harus memberikan konten kependidikan kepada para siswa," katanya.
(Penulis Kontributor Bandung Kompas.com: Putra Prima Perdana)
https://bandung.kompas.com/read/2025/04/10/072847478/farhan-ungkap-sebab-utama-jumlah-wisatawan-bandung-meleset-dari-harapan