Salin Artikel

Bocah 12 Tahun Terbakar Api dari Cairan Alkohol, Polisi Periksa 8 Anak

Tubuh anak berinisial AY mengalami luka bakar yang menyebar di sebagian besar tubuhnya karena tersiram cairan alkohol yang terbakar api.

Sejumlah petugas Kepolisian Sektor Mundu menunjukkan lokasi peristiwa terbakarnya bocah berusia 12 tahun di Perumahan Taman Hasna, Kabupaten Cirebon, Rabu (9/4/2025) siang.

Mereka juga menunjukkan kronologi dan tahapan hingga api menyambar korban.

Ketua RW 11 Desa Pemengkang, Suhendra, menyampaikan bahwa kejadian bermula saat korban berinisial AY bermain api bersama sekitar 10 orang temannya pada hari Minggu (6/4/2025) siang.

Mereka menggunakan cairan yang mengandung alkohol tinggi.

Tak disangka, cairan dari dalam drigen yang dituang tersambar api.

Bocah berinisial AL pun melemparkan drigen berisi cairan kimia itu yang ada di tangannya.

Sayangnya, cairan itu terkena percikan api sehingga langsung membesar dan menyambar korban.

"Kejadiannya, sesuai saksi yang saya kumpulkan, tidak seperti yang digambarkan di luar sana, bilangnya sengaja disiram ke korban. Tidak. Jadi anak-anak sekitar 10 orang lagi bermain. Si A lagi menyiram cairan itu ke titik bakaran yang ada di tanah. Tiba-tiba tersambar, pecah (meledak) hingga A melempar drigen dan cairannya kemana-mana termasuk mengenai korban," kata Suhendra di lokasi, Rabu (9/4/2025) petang.

Selanjutnya, berdasarkan cerita anak-anak yang lain, korban AY ini panik dan menjerit kesakitan.

Dia langsung mencari kubangan air di belakang masjid.

Api berhasil padam, dan menyisakan luka bakar di sekujur tubuh korban.

Peristiwa itu langsung membuat Suhendra dan warga sekitar, yang sedang kerja bakti, panik.

Suhendra langsung meminta korban dibawa ke rumah sakit, sementara dirinya mengamankan anak-anak untuk mencari tahu awal mula kejadian.

Bahkan, Suhendra bersama beberapa pihak langsung berusaha mencari tahu kronologi dan asal cairan tersebut, yang ternyata berasal dari rumah yang telah lama tidak dihuni.

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyebut bahwa dirinya sudah menerima laporan dari keluarga korban.

Dirinya juga langsung memeriksa sebanyak 8 orang anak yang bermain bersama korban.

Kedua delapan ini masih berusia 10 hingga 12 tahun dan diperiksa sebagai saksi.

Mereka mengakui bahwa peristiwa tersebut tidak sengaja dan sedang bermain bakar-bakaran bersama korban.

Namun tiba-tiba api menyambar, yang diduga karena kadar alkohol yang tinggi, sehingga daya sambarnya sangat sensitif.

"Anak korban ini sedang bermain api bersama teman-temannya. Kebetulan menggunakan cairan alkohol yang kadarnya masih tinggi. Terkena api sehingga korban ini terbakar. Ada 8 saksi anak yang sudah kami periksa," kata Eko di RSUD Gunung Jati usai menjenguk korban.

Karena berusia di bawah umur, polisi akan berkoordinasi dengan beberapa pihak lainnya untuk saling mendukung dan membantu penanganan kasus ini.

Katibi, Direktur Utama RSD Gunung Jati Kota Cirebon, menyebut korban diterima hari Minggu siang dan langsung mendapatkan penanganan medis.

Korban mendapatkan tindakan di hari Senin dan kondisinya berangsur-angsur pulih hingga saat ini.

Tingkat luasan luka bakar korban mengenai sebagian besar tubuhnya dari leher, dada, perut, tangan hingga kaki.

Beruntung tingkat kedalaman terbakar di bagian kulit, sehingga dapat segera diselamatkan.

"Pertama masuk penuh luka bakar, dengan derajat satu dan dua, artinya masih relatif permukaan kulit. Luasan ya 30-40 persen dari permukaan tubuh. Dan kondisinya berangsur-angsur pulih," terang Katibi usai menjenguk korban.

Hingga saat ini, korban masih menjalani perawatan medis di ruang isolasi RSD Gunung Jati Kota Cirebon.

https://bandung.kompas.com/read/2025/04/10/095955578/bocah-12-tahun-terbakar-api-dari-cairan-alkohol-polisi-periksa-8-anak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com