Bertempat di gedung DPRD Kota Sukabumi, Dedi memberikan sindiran yang mengundang tawa saat memberikan contoh bahwa dari 10 tahun ke belakang ada daerah dengan program kerja sosialisasi, kunjungan kerja, hingga studi banding.
“Aya tah (ada tuh) di daerah studi banding Rp 10 miliar, buat apa penanganan stunting Rp 10 miliar isinya rapat di hotel, fasilitasi, sedangkan yang makan (pejabat) eselon I dan eselon II. Ari sia anu stuntingna teu kaberesan (Ini bagaimana yang stuntingnya enggak beres),” ungkap Dedi Mulyadi yang membuat gelagat tawa hadirin di gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025).
Dedi Mulyadi juga mengungkap bahwa efek dari adanya studi banding seperti hal itu juga membuat para pelajar banyak yang memilih untuk ikut study tour.
“Paingan budak sakola studi tour teh da nurutan pejabatna studi banding wae (pantesan anak sekolah study tour karena mengikuti pejabat yang studi banding). Ini harus dibenerin,” papar Dedi.
Dedi tak masalah jika hal yang ia utarakan akan menjadi kontroversi, ataupun banyak entitas yang menjelakkannya.
Dia hanya berharap generasi penerus bangsa bisa merasakan ada pemimpin yang benar-benar memimpin rakyatnya.
“Kontroversi-kontroversi, dicarekan (dimarahi), keun bae disi-sia, keun bae isuk pageto anak incu urang bakal ngalaman aya pamingpin anu ngurus rakyatna bener (Dimarahin-dimarahin, tidak apa-apa dicaci maki, ke depan anak cucu saya bakal merasakan ada pemimpin yang mengurus rakyatnya dengan benar),” tegas Dedi.
https://bandung.kompas.com/read/2025/04/10/135118378/dedi-mulyadi-ada-daerah-program-stunting-rp-10-m-isinya-rapat-di-hotel-dan