Menurut Dedi, kebijakan semacam itu sangat tidak beradab karena lebih mengutamakan keuntungan daripada kemanusiaan.
"Ditahan-tahan segala, memangnya tersangka? Itu biadab! Biarkan dulu pulang, urusan administrasi, KTP, dan lain-lain itu nanti," ujar Dedi dalam acara peluncuran program "Cianjur Nyaah ka Indung" di Cianjur, Jumat (11/4/2025) petang.
Dedi menegaskan, jika masih ada rumah sakit di daerah yang menahan pasien karena alasan administratif, pemerintah setempat dinilai telah gagal menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya.
"Berbicara program hebat, retorika luar biasa, tapi kalau masih ada bayi yang ditahan di rumah sakit hanya karena orangtuanya tidak sanggup membayar biaya persalinan, itu tandanya pemerintah gagal!" kata dia.
"Hal seperti ini tidak bisa lagi dibiarkan. Jangan khawatir, ada saya, Gubernur Jawa Barat. Ku aing diberesan!" kata Dedi dengan nada geram.
Dedi juga menyoroti praktik oknum dokter yang diduga mengarahkan ibu hamil untuk melahirkan dengan operasi sesar demi keuntungan pribadi.
"Saya tahu, ada oknum dokter yang sengaja menyarankan sesar padahal pasien bisa melahirkan normal. Karena biayanya besar, bisa sampai Rp 25 juta," ucap Dedi.
Menurut Dedi, praktik seperti ini merupakan bentuk eksploitasi terhadap masyarakat.
"Mereka tidak memikirkan bahwa banyak warga yang sampai harus menjual kebun, sawah, bahkan harga dirinya demi menutup biaya persalinan yang mahal itu," ujar dia.
https://bandung.kompas.com/read/2025/04/13/065712478/dedi-mulyadi-kalau-ada-bayi-ditahan-rumah-sakit-karena-administrasi-itu