Salin Artikel

Eksekusi Ratusan Rumah di Cicalengka Bandung Ditunda, Kades Dihubungi Bupati

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Desa Tenjolaya, Mamad SP, memastikan eksekusi ratusan rumah warga dan bangunan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Muda ditunda hari ini.

Mamad mengaku dirinya dan camat telah dihubungi oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna, terkait penundaan eksekusi.

Rencananya, Bupati Bandung bakal mengundang kedua belah pihak agar menemukan solusi terkait eksekusi tersebut.

Diketahui, eksekusi tersebut tertuang dalam Penetapan Ketua PN Bale Bandung: 29/Pdt.Eks/PUT/2017/PN.Blb Jo. 39/Pdt.G/2011/PN.BB Jo. 159/Pdt/2012/PT.Bdg Jo. 458 K/Pdt/2013 Jo. 312 PK/Pdt/2023, Tanggal Penetapan: 5 Desember 2023, dan akan dieksekusi pada hari ini.

"Untuk eksekusi hari ini, barusan Pak Bupati telepon saya bersama Pak Camat, bahwa hari ini batal eksekusi. Nanti Pak Bupati akan mengundang para pihak, baik pihak penggugat maupun tergugat," tutur Kades.

"Mungkin para kepala desa menyuntingkan tadi hal-hal yang dituntut oleh warga masyarakat," katanya ditemui di lokasi.

Mamad mengungkapkan alasan dibatalkannya eksekusi tersebut lantaran pada tanggal 9 April 2025 kemarin, pihaknya telah melayangkan surat ke Pengadilan Negeri (PN) Bale Bandung untuk meninjau kembali pelaksanaan eksekusi.

"Pelaksanaan eksekusi pada hari ini ditunda karena situasi dan kondisi yang kurang nyaman," ujarnya.

Saat ini, warga menuntut untuk tidak terjadi pengosongan rumah atau eksekusi lahan.

Kendati begitu, dirinya meminta warga agar menghormati produk hukum.

"Kita harus akui, harus taat pada hukum dan mungkin itu nanti apa produk hukum harus dibatalkan lagi dengan produk hukum. Mungkin ada nanti dari pihak tergugat yang akan mengajukan lagi upaya-upaya hukum," tuturnya.

Pihaknya meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing lantaran eksekusi dibatalkan.

Apabila ada surat eksekusi di lain waktu, dia memastikan akan ada pemberitahuan paling tidak satu pekan sebelum.

"Enggak tahu, itu kan pengadilan. Pertama bersurat akan dilaksanakan pada tanggal 8 April, tiba-tiba sebelum tanggal 8 April ada surat lagi menyusul diubah jadi tanggal 15. Sekarang ditunda, warga diharapkan pulang," kata dia.

Terkait tindakan selanjutnya, Mamad mengatakan akan berkoordinasi dengan Camat dan Kades Panenjoan, terkait adanya error di buku Letter C.

"Kalau di Desa Tenjolaya, karena kan salinan. Nah, jadi ada perbedaan angka di situ. Perbedaan angka dengan awal dari buku induknya saat pemekaran ada di Panenjoan. Nah, maka kami harus clearkan," tuturnya.

"Jadi, kami akan diskusikan dulu. Pak Camat barusan tuntutan warga harus memanggil Kepala Desa Panenjoan dengan Kepala Desa Tenjolaya untuk mengklarifikasi hal itu, apa betul atau tidak. Tapi, kan itu tidak bisa serta-merta dicoret, kan gitu, nanti berdasarkan keputusan pengadilan," katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/04/15/140747378/eksekusi-ratusan-rumah-di-cicalengka-bandung-ditunda-kades-dihubungi-bupati

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com