Salin Artikel

Napi di Bandung Diajarkan Buat Kue dan Cukur Rambut, Farhan: Untuk Hilangkan Stigma

Dalam kunjungan tersebut, Farhan meninjau pelatihan keterampilan yang diikuti oleh puluhan warga binaan.

Farhan juga berkesempatan untuk mencicipi kue buatan narapidana yang mengikuti program pelatihan keterampilan di bidang pastry.

"Sudah dicicipi tadi kuenya, kalau menurut saya belum sempurna tapi sudah enak. Tinggal teksturnya dibuat lebih halus lagi, soalnya kalau bicara makanan di Kota Bandung saingannya banyak, standarnya tinggi, jadi mesti ngejar terus. Masih ada waktu latihan, kan," ujar Farhan seusai kunjungan.

Lebih lanjut, Farhan menjelaskan bahwa pelatihan keterampilan yang diberikan kepada warga binaan merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Bandung dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Harapannya, setelah keluar dari bui, para warga binaan dapat menggunakan keterampilan yang didapat untuk mencari pekerjaan atau berjualan.

"Tujuannya supaya warga binaan bisa punya skill untuk mencari pekerjaan. Jadi ketika keluar, mereka memiliki kemampuan untuk bekerja dan kembali bersosialisasi dengan masyarakat," imbuhnya.

Farhan juga berharap keterampilan yang didapat dapat membantu menghapus stigma terhadap mantan warga binaan saat berbaur kembali dengan masyarakat.

Menurut Farhan, ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dengan keterampilan yang diberikan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung.

"Ini kan dua skill yang banyak diminta. Warga Bandung kebetulan tinggal di kota jasa, jadi butuh skill masak dan barber. Dengan permintaan tenaga kerja yang tinggi dan kemampuan yang mumpuni, diharapkan nantinya ketemu, matching," ucapnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Kadisnaker) Kota Bandung, Andri Darusman, menyatakan bahwa keterampilan memasak kue dan mencukur rambut merupakan kemampuan yang paling banyak diminati oleh pengusaha serta warga binaan.

"Untuk hari ini ada 13 jenis pelatihan dalam kerjasama dengan warga binaan. Untuk barber dan pastry keduanya yang paling diminati masyarakat secara umum. Mudah-mudahan ke depan bisa ada lagi kerjasama keterampilan lainnya," akunya.

Kepala Rutan Kelas I Bandung, Pance Daniel, menambahkan bahwa pelatihan keterampilan pastry dan cukur rambut ini diikuti oleh 40 warga binaan yang telah melalui proses seleksi. "Program ini akan berlangsung selama satu bulan dengan kurikulum yang aplikatif dan pelatihan langsung dari instruktur profesional di bidang masing-masing," bebernya.

Selain memperoleh keterampilan teknis, peserta juga akan menerima sertifikat pelatihan resmi yang dapat menjadi modal berharga saat kembali ke masyarakat nantinya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/05/06/190456478/napi-di-bandung-diajarkan-buat-kue-dan-cukur-rambut-farhan-untuk-hilangkan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com