Dedi berjanji ingin membenahi lingkungan hidup dari kawasan pegunungan, sungai, hingga muara.
"Nah, hari ini yang saya bongkar, ya saya bongkar, kenapa? Karena sungainya tidak terlihat, jalannya tidak terlihat. Seluruh Jawa Barat dipenuhi oleh warung (bangunan liar)," kata Dedi Mulyadi saat memberi sambutan dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrembang) Provinsi Jawa Barat di Gedung Negara Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, Rabu (7/5/2025) siang.
Dalam proses pembongkaran ini, Dedi beberapa kali menemui kepala daerah setempat.
Dedi terlebih dulu mengonfirmasi sikap kepala daerah atas kondisi tersebut.
Namun, Dedi mengaku jawaban dari kepala daerah tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
Pria yang akrab disapa KDM (Kang Dedi Mulyadi) ini menyebut, kepala daerah yang dia temui sudah mengetahui bangunan yang akan dibongkar telah berdiri lama.
Namun, kepala daerah mengaku tidak memiliki keberanian untuk membongkar.
"Bapak tidak berani menertibkan?" kata Dedi.
"Dari dulu, Pak," kata Dedi menirukan jawaban wali kota.
"Iya, saya tahu dari dulu, Bapak berani menertibkan tidak?" jawab Dedi.
"Saya tidak berani, Pak," kata wali kota yang kata-katanya diulang Dedi.
"Ari (kalau) wali kota tidak berani, kumaha lurah? Kalau wali kota saja tidak berani, bagaimana lurah? Nah ini. Ini fakta. Terus apa saya biarkan? Tidak. Saya akan datangi, ajak bicara, dan bicara hak dan kewajiban negara," kata Dedi dengan kesal, yang juga disambut riuh hadirin.
Dedi menyebut, negara harus kuat dan berani menghadapi hal ini.
Karena negara untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.
Di hadapan kepala daerah bupati dan wali kota se-Jawa Barat, Dedi menegaskan hal ini akan menjadi salah satu fokus pekerjaan dirinya sebagai gubernur.
Dedi menyebut pembangunan yang akan dia lakukan akan berfokus pada tiga aspek utama, yakni perbaikan kawasan pegunungan, sungai, dan daratan.
Dia meyakini tidak akan ada industri yang baik di seluruh Jawa Barat bila tidak memperhatikan lingkungan.
"Reboisasi hutan, kenapa? Sumber mata air. Ini masa depan bangsa. Tidak akan ada industri di Cirebon, Indramayu, Subang, Karawang, Purwakarta, Bekasi, Bogor, dan di mana-mana, kalau hulu sungainya tidak diselamatkan, kalau tidak ditata, karena kehancuran di gunung akan berdampak pada kehancuran di wilayah lembah (sungai) hingga wilayah daratan," kata Dedi dengan tegas.
https://bandung.kompas.com/read/2025/05/07/132620278/dedi-mulyadi-kritik-kepala-daerah-yang-tak-berani-bongkar-bangunan-liar