Menurutnya, dana besar yang biasa dihabiskan untuk pencitraan digital lebih baik dialihkan untuk membangun infrastruktur, seperti jalan.
Pernyatan itu disampaikan Dedi menanggapi sindiran sejumlah pihak yang menyebutnya sebagai “Gubernur Konten”.
Dedi memilih bersikap santai dan bahkan menyindir balik penggunaan dana besar untuk pencitraan.
"Enggak apa-apa jadi gubernur konten? Ya biarkan saja, lumayan, saya punya YouTube sendiri, punya TikTok sendiri, tidak perlu menyewa orang lain. Karena menyewa influencer, menyewa buzzer itu mahal, miliaran, bahkan puluhan miliar," ucap Dedi di hadapan ribuan warga dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jabar, Rabu (21/5/2025) malam.
Ia menegaskan bahwa seluruh pengelolaan media sosial dilakukan secara mandiri tanpa bantuan tim khusus atau konsultan profesional.
"Saya mah tidak perlu menyewa, tidak perlu pakai konsultan, cukup saya sendiri saja," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, dana yang biasa dihabiskan untuk jasa konten semestinya bisa digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lebih mendesak, seperti perumahan dan infrastruktur.
Dalam kesempatan itu, manta Bupati Purwakarta ini juga menegaskan komitmennya untuk mengalokasikan anggaran demi pembangunan jalan, dari tingkat provinsi hingga desa.
"Anggaran itu lebih baik dipakai untuk membangun jalan. Lihat nanti, jalannya di Jawa Barat akan bagus. Tapi bertahap dulu, mulai dari jalan provinsi, lalu ke jalan kabupaten, lalu ke jalan desa," katanya.
Menutup pernyataannya, Dedi mengatakan gelar apa pun yang disematkan kepadanya tidak penting selama janji kepada rakyat dapat diwujudkan.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Disindir Gubernur Konten, Dedi Mulyadi Cuek: Anggaran Itu Dipakai Bangun Jalan, Bukan Bayar Buzzer
https://bandung.kompas.com/read/2025/05/22/142657778/disebut-gubernur-konten-dedi-mulyadi-sindir-balik-uang-miliaran-untuk-rakyat