Salin Artikel

Fraksi PDIP Pernah Walk Out, Dedi Mulyadi Kini Bercanda: Mari Walk Out Bersama

“Saya ucapkan terima kasih, dan saya yakin setelah kegiatan ini, kita akan walk out secara bersama-sama,” ujarnya, Kamis (22/5/2025), dikutip dari tayangan video Youtube Kompas.com

Ucapan tersebut sontak disambut tawa dan tepuk tangan para anggota dewan yang hadir.

Candaan itu seolah menyinggung peristiwa Jumat (16/5/2025) lalu, saat sejumlah anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jabar melakukan walk out sebagai bentuk protes terhadap pernyataan Dedi yang dinilai melecehkan lembaga legislatif dalam Musrenbang di Cirebon.

Dalam rapat paripurna kali ini, agenda utama adalah pengesahan raperda investasi dan pengesahan hasil Laporan Keterangan Pertanggungjabawan (LKPJ).

Dedi mengawali pidatonya dengan mengapresiasi dinamika politik di DPRD Jabar.

“Saya ucapkan terima kasih atas otokritik, baik secara langsung maupun lewat media. Itu menunjukkan di Jabar terjadi dinamika politik yang luar biasa,” katanya.

Ia menegaskan, tugas DPRD memang untuk berbicara.

“Kalau DPRD tidak bicara, mungkin dianggap tidak ada,” ujar Dedi.

Dalam pidatonya, Dedi juga menyampaikan apresiasi kepada Kejaksaan Tinggi Jabar dan Kejaksaan Agung atas penahanan eks Dirut Sritex dan salah satu mantan pejabat Bank BJB dalam kasus dugaan penyimpangan kredit senilai Rp 600 miliar tanpa agunan memadai.

Ia menekankan bahwa Pemprov Jabar melalui RUPS telah melakukan koreksi total agar peristiwa itu tidak memengaruhi BJB secara keseluruhan.

Terkait pengesahan raperda investasi, Dedi menyoroti angka kemiskinan yang masih tinggi di Jabar.

Ia mengusulkan agar ke depan dalam LKPJ, para bupati dan wali kota juga diundang.

“Saya mohon dipaparkan, kemiskinan tertinggi di kabupaten dan desa mana, investasi tertinggi di mana, infrastruktur bermasalah di mana, agar bisa mengorkestrasi pembangunan Jabar, kabupaten, kota, dan desa secara bersama-sama dan berkeadilan,” katanya.

Dedi juga mengkritisi lambatnya proses perizinan yang membuat investasi tertunda.

Ia mencontohkan kasus pabrik sepatu di Indramayu yang tak kunjung beroperasi selama dua tahun karena perizinan lingkungan.

“Saya janjikan satu tahun perizinan di Jabar tuntas dan selesai,” ucapnya.

Gubernur juga menyentil harga tanah yang kerap melonjak drastis saat ada proyek investasi.

Salah satu contohnya adalah proyek BYD di Subang yang terkendala pembebasan lahan.

“Ada yang minta Rp 3 juta per meter padahal harga pasarnya Rp 150.000,” kata Dedi.

Ia mengaku turun langsung dan melakukan pendekatan emosional ke warga agar lahan bisa terbebaskan.

Dalam pidatonya, Dedi juga menyinggung pendekatannya dalam penanganan lingkungan dan tata ruang, seperti menutup galian C ilegal dan melarang alih fungsi lahan.

Ia mengaku harus bergerak diam-diam karena jika dikoordinasikan terlebih dahulu, operasi berpotensi gagal.

Di bidang pendidikan, ia menyoroti ketimpangan antara sekolah negeri yang gratis dan sekolah swasta yang masih membayar, sehingga menurutnya program pendidikan gratis kehilangan makna.

Menutup pidatonya, Dedi menceritakan program pendidikan karakter yang melibatkan 273 anak di barak militer Rindam III/Siliwangi.

Ia juga mengungkap bahwa saat ini ada 13 anak yang tinggal bersamanya di rumah dinas gubernur karena tak memiliki orang tua yang hadir saat wisuda mereka.

“Air mata tidak bisa membohongi kejujuran anak-anak,” ujarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/05/23/112247078/fraksi-pdip-pernah-walk-out-dedi-mulyadi-kini-bercanda-mari-walk-out-bersama

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com