Akibat kejadian ini, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan, termasuk satu rumah yang ambruk di bagian dapur.
Video-video yang menunjukkan kerusakan pasca-puting beliung telah beredar di media sosial.
Salah satu video memperlihatkan angin berputar kencang di area persawahan, yang mengangkat atap-atap rumah warga.
Angin kencang tersebut kemudian memasuki permukiman warga, yang menyebabkan kepanikan di antara mereka.
Para warga berusaha memperlihatkan kondisi kerusakan, yang sebagian besar terjadi di bagian atap rumah.
Azis, pemilik rumah yang ambruk, menjelaskan bahwa angin kencang datang bersamaan dengan hujan deras.
"Suara gemuruh sangat jelas, asbes berterbangan, gerobak tukang bubur bayi terlempar ke jalan, rumah saya ini roboh. Bukan di sini saja, Pak, banyak di RT lain pohonnya roboh," kata Azis saat ditemui Kompas.com di rumahnya pada Selasa (27/5/2025) pagi.
Azis, yang juga menjabat sebagai Kepala Dusun Manis, mengungkapkan bahwa dia sempat panik saat kejadian.
"Saya merasa sangat beruntung karena bangunan dapur ambruk ke bagian luar, tidak ke bagian tengah. Saat itu, saya sedang berada di ruang tengah bersama istri dan tiga anak saya yang hanya terpisah satu tembok," tambahnya.
Dia segera membawa keluarganya keluar rumah menuju rumah tetangga untuk menghindari bahaya.
Di saat bersamaan, dia melihat beberapa tetangganya juga terkena dampak dari angin kencang ini.
Akibat kejadian ini, sejumlah perabotan di dapur dan ruang belakang lainnya mengalami kerusakan.
Azis berharap kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir bagi dirinya dan warga sekitar.
Dia menyaksikan baliho yang terpasang di tiang kantor balai desa beterbangan.
"Dari lantai dua gedung balai desa, saya melihat pintu seolah mau terbang, baliho-baliho terbang, dan rumah Pak Azis runtuh. Saya juga takut karena angin sangat kencang," tambah Supendi saat ditemui Kompas.com di rumah Azis.
Setelah hujan dan angin mereda, Supendi langsung menuju rumah-rumah warga yang terdampak.
Sekitar 10 rumah mengalami kerusakan, mayoritas pada bagian atap, genteng, dan asbes.
Dari jumlah tersebut, empat rumah mengalami kerusakan sedang, sementara rumah Azis mengalami kerusakan parah.
Supendi menyatakan bahwa ini adalah musibah pertama yang dia alami dan berharap tidak ada kejadian serupa di masa depan.
Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada.
Supendi berkoordinasi dengan petugas kecamatan dan dinas terkait untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Sejak kejadian pada Senin sore, sejumlah warga yang terdampak masih merapikan kerusakan.
Mereka bergegas melakukan perbaikan karena khawatir hujan akan kembali turun pada hari ini.
https://bandung.kompas.com/read/2025/05/27/124302578/cerita-mencekam-azis-di-kuningan-rumahnya-ambruk-diterjang-angin-kencang