"Tentunya kemarahan saya akan di-framing menjadi pemimpin yang emosional dan dibawa ke mana-mana. Bagi saya itu tidak penting, dipersilakan saja, tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar memikirkan popularitas dan elektabilitas," ujar Dedi melalui video yang diunggah di akun Instagram @dedimulyadi71, Kamis (29/5/2025).
Dedi mengatakan, kemarahan itu muncul karena sekelompok pendukung yang berunjuk rasa dinilai tidak memiliki adab. Saat mereka berteriak dan menyanyikan yel-yel, Dedi sedang berdialog dengan seorang ibu pemulung yang memiliki empat anak. Dialog itu sempat membuat suasana menjadi haru.
"Ini (malah berteriak yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain)," kata Dedi.
Ia menilai sikap para pendukung tersebut tidak pantas, terlebih karena tidak mampu membaca situasi.
Dalam peristiwa itu, sekelompok orang yang mengaku sebagai pendukung Persikas Subang membentangkan spanduk dan bernyanyi saat acara berlangsung. Dedi pun langsung berdiri dan menegur dengan keras.
"Hei, siapa kamu? Turunkan spanduknya. Jangan sok jago kamu. Ini bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat, bukan dengan Persikas. Mikir kamu. Mengaku anak muda, berpendidikan, enggak punya otak," teriak Dedi.
Ia juga meminta agar spanduk tersebut diamankan dan para pemuda yang membentangkannya segera dicari.
Mantan Bupati Purwakarta ini menegaskan bahwa forum tersebut adalah ruang untuk mendengar keluhan rakyat, bukan tempat demonstrasi klub sepak bola.
"Silakan saja orang mem-framing saya emosional, tapi saya akan tetap bicara apa adanya demi mendidik rakyat," tegasnya lagi.
Pihak kepolisian sempat mengamankan sekelompok suporter tersebut untuk dimintai keterangan sebelum akhirnya dipulangkan.
https://bandung.kompas.com/read/2025/05/30/133132478/dedi-mulyadi-kemarahan-saya-di-framing-menjadi-pemimpin-yang-emosional