Mereka menyampaikan permintaan maaf sekaligus menyampaikan alasan membentangkan spanduk saat acara “Nganjang Ka Rakyat” yang digelar di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jabar, Rabu (28/5/2025) malam.
Adapun tindakan para pendukung Persikas tersebut sempat membuat Dedi Mulyadi naik pitam.
Salah satu pendukung Persikas yang mendatangi Dedi mengatakan, mereka datang karena kecintaan terhadap Persikas dan berharap klub tersebut bisa kembali berjaya di Liga 2.
Para pendukung sepakbola berharap agar Persikas tidak dijual ke pihak di luar Subang.
“Pak, kita bersatu dengan suporter dan manajemen mengenai sepakbola Persikas. Harapan besar, sebagian warga Subang menanti Persikas kembali ke Liga 2 dan kita adalah hiburan sepakbola untuk tanah kita sendiri, Pak,” ucap perwakilan suporter lewat video yang diunggah di akun Instagram milik Dedi pada Jumat (30/5/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa mereka kesulitan menyampaikan aspirasi langsung ke pemerintah daerah, sehingga memilih momen tersebut untuk bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi.
“Saking cintanya, Pak, sampai-sampai harus ketemu hal yang salah dulu gitu. Padahal kita susah juga tembus ke Bapak,” tambahnya.
Namun Dedi menegaskan kembali bahwa aksi mereka salah alamat, karena seharusnya aspirasi disampaikan kepada Bupati.
“Jadi kamu mau demo gubernur apa bupati?” tanya Dedi.
“Bupati, Pak,” jawab suporter.
“Kenapa kalian demo bupati ngomong di depan saya?” balas Dedi.
Dedi pun menjelaskan alasan kemungkinan akuisisi klub oleh daerah lain, yakni karena keterbatasan anggaran dan minimnya pengusaha lokal yang bersedia mengurus klub bola.
Dedi juga menegaskan bahwa urusan klub Persikas bukan berada di ranah Gubernur, melainkan tanggung jawab Bupati Subang.
"Urusan Persikas mah urusan bupati, bukan gubernur,” ujar Dedi.
Dedi menagtakan bahwa bupati tidak diperbolehkan menggunakan uang negara untuk membantu klub profesional seperti Persikas.
“Bupati gak boleh membantu klub profesional dengan menggunakan uang negara. Gak boleh,” tegasnya.
“Sekarang pertanyaannya, di Subang ada gak orang yang mau keluarkan uang puluhan miliar untuk urus bola?” tanya Dedi.
Saat suporter meminta agar Dedi sendiri turun tangan, ia menolak sambil bercanda:
“Oh, gak mau saya. Jangankan urus bola, urus istri aja belum bisa,” ucapnya.
Akhirnya, perwakilan suporter menyampaikan permintaan maaf atas kericuhan yang terjadi dan berharap warga serta panitia acara bisa memaklumi maksud aksi mereka.
“Untuk warga, maafkan semuanya. Kami dari aliansi suporter Persikas meminta maaf ke panitia dan warga setempat,” tutup mereka.
Sebelumnya diberitakan, sekelompok pendukung Persikas tiba-tiba membentangkan spanduk penolakan terhadap rencana penjualan klub kebanggaan warga Subang itu.
Aksi mereka pun disertai dengan teriakan-teriakan yang membuat suasana menjadi gaduh.
Dedi Mulyadi yang sedang berada di atas panggung tampak geram dan berdiri sambil menunjuk ke arah massa.
"Hei, ini forum saya, bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat, bukan dengan Persikas. Anak muda enggak punya otak kamu!" bentak Dedi dengan nada tinggi, seperti dikutip dari Tribunjabar.id
https://bandung.kompas.com/read/2025/05/30/165956778/bikin-dedi-mulyadi-ngamuk-ini-alasan-suporter-persikas-bentangkan-spanduk