Salin Artikel

Cerita Haru Ayah Selamatkan Anak yang 3 Jam Tertimbun Longsor Gunung Kuda

CIREBON, KOMPAS.com – Di antara kepanikan dan reruntuhan batu akibat longsor di kawasan tambang Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Wawan (50) hanya bisa bersyukur.

Putranya, Ervan Rudiansyah (12), berhasil diselamatkan setelah tiga jam tertimbun di dalam mobil yang hancur tertimpa material longsor.

Peristiwa memilukan itu terjadi akhir pekan lalu dan telah merenggut 21 nyawa. Namun, bagi Wawan, yang datang ke lokasi tambang untuk membeli batu bangunan, bencana itu nyaris merenggut darah dagingnya sendiri.

"Ya saya salah satu korban selamat bencana longsor Gunung Kuda kemarin," kata Wawan, dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (3/6/2025).

Wawan menceritakan, saat itu ia sedang berada di luar mobil sambil berbincang dengan sopir dan pekerja tambang lain. Putranya menunggu di dalam kendaraan karena sedang libur sekolah.

“Pas begitu longsor, semua spontan pada lari,” kenang Wawan.

Suasana santai seketika berubah jadi kepanikan saat suara gemuruh dari lereng terdengar makin keras. Meski berusaha kabur, batu-batu besar terus menghantam area tersebut.

"Kaki saya kena batu, kayak seolah-olah batu itu ngejar kita. Kalau yang enggak kuat lari ya pada tertimbun," ucapnya.

Salah satu temannya bahkan harus merangkak karena derasnya material yang berjatuhan. Begitu selamat dari longsoran, pikirannya hanya tertuju pada satu hal: anaknya.

“Anak saya tertimbun lama, selama tiga jam di dalam mobil,” ujarnya dengan suara bergetar.

Mobil yang ditumpangi Ervan sudah tak tampak bentuknya. Ia segera meminta bantuan petugas dan operator alat berat. Ia menarik-narik tangan polisi. 

“Kalau saya enggak ada yang ngasih tahu, allahualam nasib anak saya,” tuturnya.

Beruntung, tim SAR dan alat berat berhasil menarik Ervan keluar dalam kondisi hidup. Ia hanya mengalami luka ringan meski tertimbun dalam kabin mobil yang remuk.

“Mobil saya aja yang hancur. Depan belakang, bawah juga rusak. Tapi alhamdulillah anak saya selamat,” kata Wawan penuh syukur.

Menurutnya, kemungkinan kabin depan mobil menyisakan ruang yang cukup sehingga Ervan bisa tetap bernapas.

“Posisi anak saya nangis, tapi diam saja di dalam mobil itu, gak bisa berbuat apa-apa. Ketebalan material longsor dari kabin ke atas itu sekitar dua meter,” ucapnya.

Hingga hari keempat pencarian, tim gabungan berhasil menemukan dua korban tambahan, yaitu Sudiono (51) dari Cirebon dan Fuji Siswanto (50) asal Majalengka. Total korban jiwa akibat bencana ini mencapai 21 orang.

Tragedi ini menjadi pengingat akan besarnya risiko di wilayah tambang serta menggambarkan perjuangan tak kenal lelah seorang ayah demi menyelamatkan anaknya di tengah maut yang mengintai.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Cerita Wawan Selamatkan Anaknya yang Tertimbun Longsor Gunung Kuda Cirebon: Saya Tarik-tarik Polisi

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/03/110444778/cerita-haru-ayah-selamatkan-anak-yang-3-jam-tertimbun-longsor-gunung-kuda

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com