Salin Artikel

Dulu Laku 600 Ekor, Sekarang Cuma 2: Ada Apa di Pasar Hewan Tanjungsari?

H. Umar, pedagang kambing asal Kecamatan Tanjungsari, menyebut penjualan tahun ini anjlok drastis dibanding tahun lalu.

"Tahun ini mah sepi pisan, barang (kambing dan domba) banyak, pembelinya sepi," ujar Umar kepada Kompas.com di Pasar Hewan Tanjungsari, Selasa (3/6/2025) pagi.

Ia mengungkapkan, jika tahun lalu mampu menjual hingga 500 sampai 600 ekor kambing, tahun ini baru puluhan ekor yang laku.

"Tahun lalu, bisa jual sampai 600 ekor. Sekarang, empat hari menjelang Lebaran baru jual puluhan ekor, hari ini baru bisa jual dua ekor. Parah pisan sekarang, pembelinya gak ada," tutur Umar.

Menurut Umar, penurunan daya beli diduga karena kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

"Mungkin karena sekarang ekonomi lagi susah, orang-orang lagi pada susah cari uang," sebutnya.

Dari sisi harga, ia menyebut tidak ada kenaikan signifikan menjelang Idul Adha. Kambing atau domba tipe Super A dijual Rp 7,5 juta hingga Rp 8 juta per ekor, Super B sekitar Rp 6,5 juta, dan tipe C sekitar Rp 2,5 juta.

"Kalau harga normal, malah di Pasar Tanjungsari ini harganya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Bandung," kata Umar.

Hal serupa disampaikan H. Daud, peternak sekaligus pedagang sapi asal Tanjungsari. Ia mengaku, penjualan sapi tahun ini juga turun drastis dibanding tahun sebelumnya.

"Kalau yang umum harganya normal di kisaran segitu. Jarang-jarang yang beli kualitas super yang Rp 30 juta ke atas. Masalahnya yang belinya sekarang mah gak ada, kalau tahun lalu bisa jual sampai 200 ekor, tahun ini mah cuma puluhan ekor," ujar Daud.

Daud juga menghadapi masalah tambahan: banyak sapi miliknya mati akibat PMK.

"Makanya, tahun sekarang mah udah gak aneh pedagang sapi itu jual setengah harga. Pembelinya kurang, belum lagi masalah penyakit yang belum ada obatnya. Bikin pusing, malem kasih makan, besoknya harus dikubur," tutur Daud.

Ia berharap pemerintah hadir memberikan solusi terhadap penyakit yang menyerang hewan ternak.

"Iya harapannya, mohonlah pemerintah punya solusi mengatasi masalah penyakit ini, jadi peternak seperti kita ga terlalu rugi seperti sekarang," sebutnya.

Sementara itu, Lia Damayanti (45), warga Simpang, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, mengaku rutin membeli hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari karena harganya yang lebih terjangkau.

"Hampir tiap tahun menjelang Idul Adha memang beli kambing langsung ke sini. Harganya lebih murah. Dulu juga waktu masih tinggal di Bandung belinya ke sini, tahu dari bapak yang udah langganan juga di sini," kata Lia.

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/03/131919778/dulu-laku-600-ekor-sekarang-cuma-2-ada-apa-di-pasar-hewan-tanjungsari

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com