Salin Artikel

Ara Murka Lihat Kantor Terbengkalai di Bandung: Kalau Saya Datang Lagi Tidak Ada Perubahan, Awas!

Setibanya di lokasi, Maruarar yang akrab disapa Ara, langsung menuju sebuah bangunan dua lantai di belakang kantor balai yang tampak terbengkalai. Ia terlihat kecewa saat mendapati kondisi gedung tersebut tidak terurus, dengan barang-barang berserakan dan ilalang tumbuh tinggi di beberapa sudut.

“Lihat, bagaimana mengelola aset negara kita kayak begini,” kata Ara kepada wartawan, Selasa sore.

Usai rapat, Ara kembali menyinggung soal bangunan itu di hadapan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa II, Mulya Permana. Ia mempertanyakan alasan gedung tersebut dibiarkan rusak dan tidak dimanfaatkan.

Mulya menjelaskan, gedung tersebut sebelumnya digunakan masyarakat untuk pengolahan sampah menggunakan biodigester sebelum difungsikan sebagai kantor balai.

Menanggapi penjelasan itu, Ara meminta agar alat biodigester dihibahkan ke masyarakat dan gedung segera diperbaiki untuk menunjang kinerja kementerian.

“Harus bermanfaat apakah buat sosialisasi kepada masyarakat, apakah buat bekerja lebih produktif, untuk masyarakat bisa berinteraksi dengan baik di sini. Kalau ada rakyat mengadu, dilayani. Buat apa kantor pemerintahan kalau tidak bermanfaat bagi rakyat. Kalau saya datang lagi tidak ada perubahan, awas,” tegas Ara.

Ara juga mempertanyakan kinerja Kantor Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa II selama enam bulan terakhir.

“Ada kegiatan apa saja enam bulan ini. Ngapain aja selama ini kegiatannya,” ujarnya.

Jawaban dari pihak balai, menurut Ara, belum menjawab ekspektasi. Ia menyoroti minimnya pengawasan dan temuan di lapangan.

“Cuma itu aja. Ada pengawasan ke rumah-rumah subsidi. Apa temuannya. Awas, jangan sampai saya duluan yang menemukan dan Bapak tidak menemukan, saya anggap Bapak tidak turun ke lapangan,” katanya.

Ara juga mengingatkan pentingnya berinovasi meskipun dalam keterbatasan anggaran.

“Kreatif dikit dong, inovasi pengawasan rumah subsidi, desain rumah subsidi, pelatihan apa, tolong kreatif. Kita juga kalau ngandelin anggaran enggak bisa ngapa-ngapain. Tapi kita bisa bikin terobosan seperti BPHTB gratis. Keterbatasan anggaran jangan buat kita cengeng. Awas, nanti saya review lagi di sini,” tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/03/164202578/ara-murka-lihat-kantor-terbengkalai-di-bandung-kalau-saya-datang-lagi-tidak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com