CIANJUR, KOMPAS.com – Seorang warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga menjadi korban salah tangkap oleh aparat kepolisian.
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial TikTok, korban mengaku mengalami penganiayaan oleh sejumlah oknum anggota polisi yang diduga berasal dari Polres Cianjur.
Video berdurasi 1 menit 17 detik itu memperlihatkan wajah korban dalam kondisi lebam, terutama di area sekitar mata.
Salah satu matanya tampak menghitam dan ia juga menunjukkan beberapa giginya yang rontok.
Video tersebut sempat viral setelah diunggah empat hari lalu, tetapi kini telah dihapus dan digantikan dengan unggahan baru yang menyatakan bahwa persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Korban bernama Suherli (45) mengaku menghapus video tersebut setelah mencapai kesepakatan damai dengan pihak kepolisian.
Menurut dia, keputusan tersebut diambil atas inisiatif pribadi tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.
"Iya, sudah saya hapus kontennya karena masalah ini sudah selesai, sudah islah. Tidak ada tekanan, ini murni inisiatif saya sendiri," ujar Suherli kepada Kompas.com di Mako Polres Cianjur, Selasa (10/6/2025) malam.
Meski demikian, Suherli tetap mendesak agar proses hukum terhadap para pelaku terus berjalan demi keadilan.
"Salah satu pertimbangan saya mau islah karena para pelaku tetap akan diperiksa. Saya setuju diselesaikan secara kekeluargaan asalkan proses hukum tetap berjalan," ucapnya.
Suherli menuturkan, peristiwa salah tangkap tersebut terjadi saat ia tengah berkendara bersama seorang rekan di kawasan pertigaan Baros, Karangtengah, Cianjur.
Secara tiba-tiba, mereka disergap oleh sejumlah orang yang belakangan diketahui adalah anggota polisi dari Polres Cianjur yang tengah memburu seorang DPO (daftar pencarian orang).
Karena tidak mengetahui situasi, Suherli sempat memberontak ketika hendak diamankan sehingga akhirnya mendapat tindakan represif dari para aparat.
Ia mengaku mengalami kekerasan tidak hanya di lokasi penangkapan, tetapi juga saat pemeriksaan di kantor polisi.
Setelah dipastikan bukan target buruan, Suherli kemudian dipulangkan dalam kondisi luka dan memar.
Saat ini, kondisinya mulai membaik, meski masih merasakan nyeri di bagian pinggang.
"Namun, sekarang sudah selesai, saya sudah memaafkan. Namun, saya tetap berharap proses hukum terhadap para pelaku tetap berlanjut," ujarnya.
Penjelasan Kepolisian
KBO Satuan Reserse dan Kriminal Polres Cianjur, Inspektur Satu Dudi Suharyana, menyampaikan bahwa kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Dudi menjelaskan, kejadian itu dipicu oleh kesalahpahaman yang berujung pada tindakan kekerasan oleh personel di lapangan.
"Dapat kami sampaikan terkait kejadian tersebut, alhamdulillah pada intinya hasil musyawarah kami sepakat diselesaikan secara kekeluargaan," kata Dudi di Mako Polres Cianjur, Selasa malam.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut dan berharap kejadian serupa tidak terulang.
"Semoga kejadian ini menjadi bahan introspeksi bagi kami agar ke depan lebih baik dalam melayani masyarakat," ucapnya.
"Mohon dukungan dari seluruh masyarakat agar kami dapat terus memberikan pelayanan terbaik sebagai anggota Polri," ucap Dudi.
https://bandung.kompas.com/read/2025/06/11/075457678/duduk-perkara-suherli-korban-salah-tangkap-dan-dugaan-penganiayaan-oknum