Salin Artikel

Farhan Soroti Dampak Penutupan Bandara Husein: yang Untung Jakarta

BANDUNG, KOMPAS.com - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, kembali menyoroti wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara.

Dalam pernyataannya, Farhan mengungkapkan bahwa operasional Bandara Kertajati di Majalengka, yang saat ini menggantikan Bandara Husein Sastranegara, sangat memberatkan.

"Saya dengar malah sebetulnya lebih dari Rp 60 miliar setahun. Bulan Februari saya diskusi intensif dengan beliau. Ada intensi sebetulnya untuk mengoptimalkan Kertajati, tapi kayanya mulai kepepet," ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, pada Kamis (12/5/2025).

Farhan menambahkan bahwa penutupan Bandara Husein Sastranegara justru membuat Jawa Barat kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan, terutama mancanegara.

Ia menilai, wisatawan lebih memilih untuk terbang ke Bandara Soekarno Hatta dan Halim Perdana Kusumah yang memiliki akses transportasi lebih baik daripada ke Kertajati.

"Yang dapat untung siapa? Jakarta, bukan Jawa Barat," tuturnya.

Lebih lanjut, Farhan meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat untuk segera mereaktivasi Bandara Husein Sastranegara.

Ia percaya langkah tersebut dapat meningkatkan perekonomian Kota Bandung, khususnya sektor pariwisata yang saat ini mengalami penurunan drastis.

"Jadi yang perlu dilakukan sekarang adalah buka segera Husein Sastranegara. Karena dengan segera membuka Husein, maka sektor pariwisata Kota Bandung akan bergerak, maka Bandung Raya akan sejahtera," jelasnya.

Farhan juga menunjukkan bahwa meski penerbangan ke Bandara Kertajati kurang diminati, minat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dan sekitarnya tetap tinggi.

"Terbukti bahwa market terbesar untuk penerbangan Jawa Barat itu ada di Kota Bandung. Jadi enggak masuk akal kalau bandara di Kota Bandung ditutup," ujarnya.

Meskipun mendesak untuk dibuka kembali penerbangan ke Kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara, Farhan tetap berharap Bandara Kertajati akan menjadi Bandara Internasional kebanggaan Jawa Barat di masa depan.

"Common sense lah. Walaupun memang harus ada sebuah rencana besar untuk menjadikan Bandara Kertajati lebih baik, itu yang mesti dijawab oleh pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/12/172326878/farhan-soroti-dampak-penutupan-bandara-husein-yang-untung-jakarta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com