BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti berbagai persoalan yang masih menjadi pekerjaan rumah di usia Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang telah menginjak 18 tahun.
Sejumlah isu yang menjadi sorotan meliputi infrastruktur jalan rusak, tata kota yang semrawut, alih fungsi lahan, sektor pariwisata dan pertanian, hingga persoalan lingkungan yang dinilai perlu ditangani secara menyeluruh.
“Harus ada pembenahan-pembenahan yang pertama, alokasi belanjanya harus mulai fokus kepada infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, sarana prasarana pendidikan dan sarana layanan kesehatan,” kata Dedi saat ditemui di Bandung Barat, Rabu (19/6/2025).
Dedi menekankan pentingnya penataan ulang kawasan Padalarang, mulai dari pasar hingga ke jembatan perbatasan Cianjur, agar wajah kota menjadi lebih rapi dan tertib.
“Dari sisi kota, harus berani menata Padalarang, dari pasar sampai ke jembatan perbatasan Cianjur, itu harus rapih,” ujarnya.
Ia juga mendesak penertiban tambang ilegal yang marak di sejumlah wilayah di Bandung Barat. Aktivitas tambang tersebut dinilainya merusak lingkungan dan tidak memberikan kontribusi jelas bagi daerah.
“Harus berani menutup tambang ilegal, itu nanti bareng-bareng bersama Provinsi,” ucapnya.
Masalah lingkungan lain yang menjadi perhatian Dedi adalah alih fungsi lahan dan bangunan liar di kawasan dataran tinggi seperti Lembang. Ia meminta agar kawasan yang rusak dihijaukan kembali dan bangunan tak berizin ditindak.
“Wilayah yang gundul seperti di Lembang harus direboisasi, dan bangunan-bangunan liar di sana harus ditertibkan karena tidak semuanya punya izin usaha,” ungkapnya.
Menurut Dedi, Bandung Barat memiliki potensi luar biasa, mulai dari keberadaan Pembangkit Listrik Saguling, Sungai Citarum sebagai sumber daya air, hingga perkembangan Kota Baru Parahyangan sebagai kawasan urban yang estetik.
Ia juga menyoroti sektor pariwisata dan pendidikan yang tumbuh pesat, ditunjang kehadiran institusi militer dan hotel-hotel berskala nasional.
“Kultur masyarakatnya masih tradisi, ini kekuatan untuk multi-player produk peternakan dan hortikultura yang menjadi andalan Bandung Barat,” ujar Dedi.
Ia mendorong pengembangan pertanian organik sebagai arah masa depan agrikultur di Bandung Barat karena memiliki pasar dan klaster yang menjanjikan.
“Kalau ke depan ingin sayurnya berkelas ya mau tidak mau harus organik, dan itu harus didorong,” katanya.
Dengan adanya Pusat Perbenihan Kementerian Pertanian dan Pusat Pembenihan Sapi di wilayahnya, Dedi yakin Bandung Barat dapat berkembang seperti Kota Bogor.
“Basic-nya Bandung Barat itu pertanian, dan tinggal bagaimana melakukan branding dengan baik,” kata Dedi.
https://bandung.kompas.com/read/2025/06/20/074326178/hut-ke-18-kbb-dedi-mulyadi-jalan-rusak-dan-tambang-ilegal-harus-segera