Salin Artikel

Warga Lagadar Dukung Dedi Mulyadi Pindahkan Margaasih ke Kota Cimahi

Rencana ini bahkan telah dicetuskan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kota Cimahi berencana mengajukan perluasan ke beberapa wilayah perbatasan, termasuk Cimindi (Kota Bandung), Margaasih (Kabupaten Bandung), serta Sariwangi dan Cisarua (Kabupaten Bandung Barat).

Diskusi mengenai wacana ini semakin marak, terutama di kalangan masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan, seperti di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Ketua RW 2 Desa Lagadar, Dodi Rahman (46), menjelaskan bahwa isu ini bukanlah hal baru.

"Wacana ini sudah lama dibahas oleh warga, dan beragam respons terus bermunculan seiring bergantinya Kepala Daerah baik di Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi," ujarnya.

Secara umum, Dodi menyatakan bahwa wacana ini disambut positif oleh warganya, terutama jika perpindahan ini dapat membawa manfaat, khususnya dalam aspek pelayanan publik.

"Kalau dari pihak saya, mau ke mana juga bagus. Kalau memang kesepakatan RW-RW (di Desa Lagadar) itu baik ke Cimahi, ya alhamdulillah," katanya.

Akses pendidikan dekat

Salah satu alasan dukungan warga terhadap wacana perpindahan ini adalah akses pendidikan.

Dodi mengungkapkan bahwa anak-anak di wilayahnya lebih memilih bersekolah di Kota Cimahi daripada di Kabupaten Bandung karena masalah jarak.

"Kalau soal zonasi sekolah, anak-anak di sini kebanyakan ke Cimahi. Kalau ke wilayah Margaasih itu pada jauh, seperti harus ke daerah Pamuntasan," terangnya.

Faktor jarak tempuh ke pusat pemerintahan juga menjadi pertimbangan penting.

Dari wilayah RW 2, waktu tempuh menuju pusat Kota Cimahi hanya sekitar 20 menit, sedangkan menuju Kecamatan Soreang, pusat pemerintahan Kabupaten Bandung, bisa mencapai lebih dari 30 menit.

"Warga lebih dekat ke Cimahi. Kalau ke pusat Kota Cimahi paling 20 menitan, ke Soreang bisa setengah jam," beber Dodi.

RW 2 memiliki 5 RT dengan jumlah hak pilih mencapai 800 orang pada Pilkada 2024, serta sekitar 350 hingga 400 kepala keluarga.

Dodi menyebutkan bahwa di internal Desa Lagadar, wacana ini telah dibahas meskipun belum ada keputusan konkret, karena sempat terhambat oleh isu pemekaran wilayah desa.

"Di Desa Lagadar, sudah ada pembahasan. Tapi mungkin belum ada pembahasan lagi, soalnya bentrok sama pemekaran," ungkapnya.

Senada dengan Dodi, Tati Suryati (54), warga RW 01, juga mendukung wacana bergabungnya Kecamatan Margaasih ke Kota Cimahi.

Menurutnya, dari sisi geografis dan mobilitas, warga RW 1 memang lebih dekat ke Kota Cimahi. "Kalau tanggapan saya sebagai warga, ya senang saja. RW 1 itu memang paling dekat ke Cimahi," kata Tati.

Tati menambahkan bahwa akses layanan publik seperti rumah sakit dan sekolah jauh lebih mudah dijangkau di Cimahi dibandingkan di Kabupaten Bandung.

"Rumah sakit besar juga lebih dekat ke Cimahi. Kalau di Kabupaten Bandung itu jauh-jauh, harus ke Santosa atau Otto Iskandar," jelasnya.

Menurut Tati, waktu tempuh dari rumahnya ke pusat Kota Cimahi hanya sekitar 15 menit.

"Sebenernya sih enggak masalah pindah ke mana saja. Kabupaten Bandung juga bagus. Tapi kalau lebih baik, ya ke Cimahi saja, karena lebih dekat," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/26/154425378/warga-lagadar-dukung-dedi-mulyadi-pindahkan-margaasih-ke-kota-cimahi

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com