Salin Artikel

Mahasiswi Bogor Tertahan 3 Hari di Azerbaijan, Dengar Ledakan Tiap Malam Dekat Kampusnya di Teheran

BOGOR, KOMPAS.com – Sayyida (31), mahasiswi asal Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, tertahan selama tiga hari di Azerbaijan usai dievakuasi dari Iran menyusul konflik bersenjata antara Iran dan Israel.

Sayyida merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang sedang menempuh pendidikan doktoral di Ahlul Bayt International University, Teheran, dengan fokus studi Ilmu Hadist.

"Udah sekitar tiga hari tertahan di Azerbaijan, harusnya hari ini tiba di Indonesia. Berangkatnya tadi jam 5 pagi waktu sana, tapi delay. Jadi belum sampai juga," kata Abu Bakar Rizieq (23), adik Sayyida, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis (26/6/2025).

Selama masih berada di Iran, Sayyida sempat berada dalam situasi mencekam. Teheran, tempat kampus dan kediamannya, turut menjadi sasaran serangan.

"Kalau cerita dari dia, tiap malam sering dengar ledakan. Soalnya kampus dia di Teheran itu dekat banget dengan wilayah yang diserang," ujar Rizieq.

Sayyida kemudian mencari perlindungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran bersama WNI lain, dua hari setelah konflik pecah. Ia mendapat perlindungan dan ikut dalam proses evakuasi ke Azerbaijan.

"Alhamdulillah dia langsung ke KBRI dan dapat perlindungan. Pihak KBRI dan Kemenlu sigap bantu, jadi akhirnya bisa dievakuasi dengan aman," kata Rizieq.

Meski berada di tengah konflik, Sayyida tetap menunjukkan ketenangan kepada keluarganya di Indonesia.

“Kakak saya orangnya tegar. Kita yang di sini malah disuruh tenang terus. Alhamdulillah untungnya dia enggak kenapa-kenapa,” ucap Rizieq.

Hal serupa disampaikan ibunya, Maryamah (61). Ia menyebut putrinya tak pernah menunjukkan rasa panik meski sempat mendengar ledakan-ledakan sejak awal konflik.

“Awalnya sempat kedengaran ledakan-ledakan katanya. Tapi selalu nyuruh saya untuk tetap tenang juga. Saya mah sedih, apalagi bapaknya udah enggak ada (meninggal),” kata Maryamah.

Sayyida diketahui sedang dalam proses menyelesaikan disertasi untuk program doktoralnya. Ia dijadwalkan mengikuti ujian akhir secara daring pada Januari 2026.

"Sekarang dia lagi fokus disertasi. Ujiannya nanti insya Allah online," ujar Rizieq.

Hingga Kamis sore, keluarga masih menunggu kepulangan Sayyida ke Tanah Air. Mereka terus menjalin komunikasi dan memantau perkembangannya dari Azerbaijan.

https://bandung.kompas.com/read/2025/06/26/155740878/mahasiswi-bogor-tertahan-3-hari-di-azerbaijan-dengar-ledakan-tiap-malam

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com