Salin Artikel

Pengemudi Ojol Cirebon Sambut Rencana Kenaikan Tarif, tapi Minta Transparansi

CIREBON, KOMPAS.com – Rencana Kementerian Perhubungan menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen disambut baik sejumlah pengemudi di Cirebon. Mereka berharap kebijakan tersebut berpihak pada pengemudi dan diiringi transparansi dari pihak aplikator.

Triyas Muhamad Purnawarman, Koordinator Aliansi Ojol Cirebon Bersatu, mengaku hingga kini belum menerima pengumuman resmi terkait kenaikan tarif, baik dari Kementerian Perhubungan maupun pihak aplikator.

Informasi soal kenaikan tarif, kata dia, baru diketahui dari sesama komunitas ojol di berbagai daerah.

“Hari ini atau dua hari ini, orderan food naik. Yang tadinya food Rp 7.500–8.000, sekarang menjadi Rp 15.000. Slot-nya, yang tadinya Rp 7.000 sekarang menjadi Rp 13.000. Tapi kami juga bingung, apakah ini sistem yang error, atau memang sudah ada kenaikan. Kami belum tahu,” kata Triyas saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/7/2025).

Ia menilai belum ada kejelasan karena belum ada pengumuman resmi dari pemerintah maupun aplikator. Triyas mengatakan, dirinya dan rekan-rekannya masih menunggu detail aturan terkait kenaikan tarif tersebut.

Meski demikian, ia menyambut positif rencana tersebut, asalkan benar-benar membawa dampak terhadap kesejahteraan pengemudi.

“Kami sambut baik kabar kenaikan tarif ini, mudah-mudahan kenaikan ini awal kesejahteraan ojol di Indonesia. Tetapi harus dicatat, aplikator harus transparan kepada driver,” tegas Triyas.

Sementara itu, Andre, Ketua Komunitas Ojol Motorider Caruban Nagari (MCN), juga menyebut adanya perubahan nilai tarif pada layanan pengantaran makanan.

“Untuk tarif makanan, yang biasanya jarak 4 Km Rp 9.000, nah kemarin pengantaran jarak 2,2 Km Rp 15.500. Saya belum tahu itu error sistem atau bagaimana. Sampai saat ini belum ada sosialisasi soal kenaikan tarif benar atau tidaknya. Kami juga masih nunggu dari pihak kantor Grab-nya,” ucap Andre saat dihubungi Kompas.com, Selasa siang.

Menurut Andre, kebijakan tarif ojol seharusnya diputuskan dengan mempertimbangkan kondisi pengemudi sebagai pihak yang langsung terdampak. Ia meminta pemerintah dan aplikator menyampaikan aturan secara terang dan terbuka agar bisa diawasi bersama.

https://bandung.kompas.com/read/2025/07/01/152933678/pengemudi-ojol-cirebon-sambut-rencana-kenaikan-tarif-tapi-minta-transparansi

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com